Jurnalisme merupakan salah satu profesi yang mempunyai tantangan yang besar, tantangan-tantangan itu harus mereka lalui agar dapat terus bertahan, tentunya dibutuhkan skill multitasking oleh para jurnalis dalam menjalani profesi ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi pun terus berkembang. Banyak teknologi yang berkembang selaras dengan semakin banyaknya kebutuhan yang dibutuhkan manusia. Salah satu yang ikut turut berkembang yaitu jurnalisme, profesi ini sangat akrab dengan penulisan baik itu distribusi maupun produksi dalam hal ini berita yang tersaji untuk khalayak luas.
Proses produksi dan distribusi berita pada masa lampau sangatlah kurang efektif, hanya ada media konvensional seperti koran, televisi, dan radio. Seiring dengan berkembangnya teknologi, muncul berbagai media yang lebih efektif, media ini disebut dengan Media Baru.
Media ini merupakan hasil dari media sebelumnya yang dikembangkan, media ini tentunya juga lebih mudah ditemui dan juga diakses oleh banyak orang, mereka lebih mudah menemui media ini dengan teknologi yang ada dan juga memudahkan seorang jurnalis dalam melakukan pekerjaan mereka.
Salah satu media baru yang sering digunakan adalah internet, dengan munculnya media baru berupa internet sangat memudahkan banyak orang salah satunya dengan profesi jurnalis dalam proses memproduksi dan mendistribusikan berita yang mereka kerjakan. Namun, dengan munculnya teknologi internet ini, para jurnalis justru ditantang dan dituntut melakukan hal multitasking pada berita mereka.
Proses Produksi Berita
Para pembaca berita dengan mudahnya menerima informasi dalam berita yang mereka dapatkan. Namun dibalik itu semua ada beragam proses yang harus dilalui seorang jurnalis dalam membuat sebuah berita. Asisten redaktur detik.com Eliza Astari Retaduari menyatakan bahwa dalam dunia jurnalisme seseorang jurnalis harus dapat bekerja dibawah tekanan yang tinggi dan bekerja secara multitasking khususnya dalam jurnalisme dunia online.
Dalam perjumpaan dengan Elza pada kuliah daring Produksi Multimedia senin (27/04/2020) lalu ia banyak bercerita mengenai pengalamannya dalam menjalani profesi itu, ia mengatakan bahwa harus bekerja secara multitasking salah satunya dengan menulis dan merekam berita secara bersamaan dalam satu waktu. Keadaan ini menjelaskan betapa beratnya proses yang dilalui seorang jurnalis dalam memproduksi sebuah berita.
Selain itu ada dua faktor lain yang harus dipenuhi dalam memproduksi berita yaitu foto dan video yang merupakan salah dua aspek dalam menjamin validitas bukti sebuah berita. Mereka juga dituntut untuk bisa mencari dan mendapatkan pengambilan gambar secara baik.
Produksi berita mempunyai proses dan tahap yang harus dilalui, dimulai dengan wawancara. Proses ini merupakan proses yang kerap dilakukan Eliza dalam memproduksi berita. Eliza juga mengatakan bahwa waktu pengerjaan wawancara juga tergantung dari seberapa penting isi beritanya, jika sangat penting maka wawancara akan dilakukan, dan jika wawancara telah usai barulah angle berita ditentukan. Setelah itu mereka akan melakukan proses transkrip wawancara dan kemudian dikirim kepada tim redaksi. Lalu tulisan akan di edit oleh editor sebelum disebarkan.
Proses Distribusi Berita