Mohon tunggu...
Raffi Ahmad Wildan
Raffi Ahmad Wildan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menikmati Hidup dan Berserah diri kepada Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harapan Dinar Emas dalam Sistem Moneter International

30 Maret 2024   10:28 Diperbarui: 30 Maret 2024   10:29 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem Moneter International menjadi acuan penting pada pedagangan International. Baik itu sebagai sebuah aturan, konvensi, dan sebagai Institusi dalam menstabilisasi Mata Uang. Sistem mOneter memfasilitaskan atas kesepakatan antar dua atau lebih negradi pada suatu kawasan dengan memperhitungkan nilai tukar mata uang masing. Sistem ini digunakan supaya dapat mengatur atas jumlah uang yang beredar beserta menjaga agar inflasi dapat dikendalikan.

Sistem ini bisa berubah-ubah namun, kerangka kerjanya tetap mengatur atas interaksi pada keuangan Antar negara dalam lingkup global. Melihat secara historis, sistem moneter mengalami perubahan signifikan seperti pada tahun 1944 yang dinamakan sistem Bretton Woods. Sistem ini memiliki dasar nilai tukar yang tetap namun juga bisa disesuaikan, salah satunya yang mendominasi pada dollar AS dapat ditukar dengan emas. Sistem ini juga memungkinkan akan mendevaluassi mata uang pada negara berkembang dengan memperkenalkan atas pelarian modal suapay daapt mekontrol kesulitan ekonomi. Namun pada tahun 1971 menjadi Peran sentral AS meruntuhkan sistem ini karena menjalankan AS untuk menghasilkan defisit perdagangan. Hal ni menyebabkan ketidakpercayaan dolar AS pada pada berbagai permintaan International.

Setelah sistem Bredwood ini runtuh, mengalihkan menjadi sistem Nilai tukar mengambang (Flat Money). Dengan cara kerjanya yaitu mata uang akan dibiarkan berfluktuasi didasarkan oleh kekuatan pasar. Hal ini memungkinkan atas flesibilitas yang lebih besar dalam mengelola nilai tuakr mata uang dan didalmnya diatur oleh lembaga Dana Moneter Internasional (IMF).

Berselang atas pemberlakuan flat money, muncul pendapat atas unsur hegemonik yang berstandar pada rezim moneter pada Dollar AS. Hal ini dikarenakan atas bunga dan keuntungan dapat dinikmati oleh AS seperti rantai yang mengkekang dan memaksa untuk menggunakan Dollar AS pada Transaksi International. Sistem ini juga dilalui oleh negara dengan mayoritas Muslimin. Banyak dari negara Islam terpaku dengan pertukaran dengan penipuan dan penzaliman dalam bentuk uang Sekuler. Menjadikan flat money memberi dampak atas perekonomian negara Islam karena sering terfluktuasi.

Para Ekonom Islma mulai memikirkan pengembangan inovasi supaya dapat bermain aktif dalam aspek ekonomi International. Gagasan Dinar Emas menjadi muncul, agar supaya keluardari pengaruh Kapitalis dollar. Muncul potensi akan Dinar emas disuarakan oleh salah satunya Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad. Dengan mengeskpresikan Ketertarikannya pada unifikasi mata uang Dinar. Hal merajuk dari Krisis Moneter 1997 menunjukkan sistem saat ini  mengandung sifat eksploitatif pada perdagangan International yang diciptakan oleh barat. Maka dari itu, bila standar Emas di pasar dapat tercapai dengan stabil masalah seperti Inflasi, penurunan Kredit, stagnasi, dan Pengangguran yang merajalela dapat dipecahkan. Pada akhirnya muncul istilah Internasionalisasi Emas dengan muncul akan kampanye pemberlakuan emas sebagai media pertukaran.

Namun pertanyaannya bagaimana mengimplementasikannya ?

Dirham dan Dinar menjadi sebuah sumber mata uang di Islam sudah digunakan sejak masa Rasululllah, al-Khulafa' ar-Rasyidun dan dinasti-dinasti Islam sampai runtuhnya Turki Usmani. Emas dan oerak saat itu tidak mengalami Inflasi dan stabil. Banyak ulama berpendapat bahwa dinar dan dirham dapat digunakan sebagai media pertukaran. Seperti yang dilontarkan oleh al-Gazali dan Ibn Rusydi, dengan alasan bahwa Nabi Muhammad saw menjadikan emas dan perak sebagai unit moneter dalam menilai barang dan jasa. Sementara beberapa tokoh ekonomi Islam modern berpendapat alat transaksi yang pas serta adil digunakan oleh masyarakat seluruh dunia. Dengan memiliki nilai intrinsik dan stabil seperti emas dan perak dan dilihat dari pendapat mereka bahwa melihat sistem moneter yang berlaku sekarang tidak dapat dipertahankan dan harus diganti dengan sistem moneter emas dan perak.

Sebagai jawaban dalam cara mengimplmentasikan atas gagasan sistem  emas, terdapat 2 model yang dapat digunakan yaitu : 1. Penerapan tradisional hard money dengan menggunakan standar emas. Menjelaskan akan fokus pada keinginan pasar bebas komoditas (free market commodities). Dengan menjadikan kebijakan moneter pemerintah tidak mengembalikan standar emas pada kuantitas dan nilai unag yang ditentukan oleh kekuatan pasar. 2. Emas dapat dikelola oleh otoritas moneter dengan instrumen-instrumen yang lebih efektif sebagaimana kerangka yang dilaksanakan pada fiat money.

Penerapan ini menjadi salah satu inovasi sebagai lawan atas rezim sistem moneter saat ini. Namun Emas sebagai media transaksi International belum juga disambut dengan bagus pada mata dunia International. Hal ini disebabkan oleh perbandingan penggunaan dinar emas dengan Dollar ataupun juga Euro, memiliki jarak yang sangat jauh. Perdagangan International masih menguat pada dominasi Dollar sebagai mata uang transaksi. Kebanyakan dari mata uang Dinar emas beralih kepada objek investasi oleh sebagian kecil kalangan Islam sebagai penyimpan kekayaannya.

Emas memang menjadi ramai dibicarakan dan diminati. Hal ini dibuktikan dari banyaknya Gerai Emas seperti di Indonesia karena sifatnya yang stabil, adil, dan alat penyimpan nilai kekayaan yang aman. Berbagai Individu dan lembaga meanruh harapan dengan kekuatan penyimpanan kekayaan. Namun sekali lagi, dinar emas tidak dapat disandingkan dengan pengaruh kekuatan Dollar di mata uang global. Dinar emas serasa berdiri sendiri yang perlu diracik supaya dapat berkembang. Sehinnga mungkin akan terjadi alternatif mata uang Internasional.

Faktanya banyak kendala dari Mata uang Dinar emas menjadi salah satu standar mata uang dunia. Salah satunya yaitu pengaruh kekuatan politik dunia, dimana banyak pemegang kunci ekonomi dunia merespon kurang baik. Hal in menunjukkan contohnya pada Amerika Serikat dengan menahan dinar agar tidak menjadi mata uang dunia karena faktor perdagangan Minyak. Bahkan IMF dan world bank memperlihatkan reaksi kapitalisme kebaratan dengan menekan pewujudan penggunaaan emas. Tidak hanya faktor neagra superpower, kurangnya persepsi atas kepentingan politik negara-negara mayoritas muslim juga menjadi kendala dinar emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun