*Historiografi
Begalan adalah salah satu ritual kesenian yang berhubungan dengan slametan atau ruwat . Dalam bahasa Wong Banyumas, istilah "Begalan" tidak berarti mengambil atau mencelakakannya barang orang lain . Namun, menjaga agar roh jahat tidak mengganggu. Oleh karena itu, begalan adalah salah satu syarat atau pengruwat untuk menghindari kekuatan gaib yang dapat mengganggu dan mengancam, terutama untuk kedua mempelai pengantin.Â
Orang yang dibegal (pihak pria) dan orang yang dibegal (pihak wanita) berbicara satu sama lain secara menarik dalam pementasan seni Begalan. Untuk menghibur penonton, dialog ini biasanya berisi kritik dan saran kepada calon pengantin dengan bahasa yang lucu dan diriringi dengan gending khas Banyumas. Selain itu, ada tarian klasik yang hanya mengandalkan suara gending untuk mengatur gerakannya.Â
Dalam tradisi Begalan, pihak pria membawa beberapa alat rumah tangga dalam upacara sebagai representasi kehidupan keluarga. Adapun Peralatan Begalan yaitu Pedang wlira adalah alat pemukul dari pohon pinang, dan brenong kepang terdiri dari wangkring atau mbatan (alat pikul), ian ilir (kipas anyaman), kukusan (penanak nasi dari bambu), kekeb (tutup kukusan), tali, centhong (sendok untuk menyendok nasi dari tempurung kelapa), irus (sendok untuk menyendok sayur dari tempurung kelapa), siwur (gayung dari tempurung kelapa), pari (padi), muthu-ciri (uleg-uleg-cobek), kendhil.Â
Daftar Pustaka
MUCHLISIN ANAM-FSH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H