Engkau adalah bait yang tak selesai kueja Perlahan memenuhi paragraf dalam bingkai indah cerita Yang selalu menunggu deru langkah gegap gempita
Engkau adalah masa yang tak habis berkisah
Tiap detikmu selalu menantang hariku tuk lebih cerah
Agar mimpi kita tiada mengendap sia-sia
Engkau adalah pisau yang tak habis memotongku Melumat semua ragu yang begitu belagu Menggantikannya dengan lagu penuh haru
Aku memang jiwa lemah tanpa malu
Dan kau tetap saja setia disini bersamaku
Meski sang bintang gemintang terkadang menyilaukanku
Tentang dirimu, takkan pernah hilang rasa syahdu Wahai pejuang yang selalu merintih penuh rindu Aku bersyukur menjadi bagian dirimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H