Mohon tunggu...
Raffa Andria Hidayat
Raffa Andria Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional di UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Internasional semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Presidensi G20 pada Tahun 2022

7 Oktober 2022   01:26 Diperbarui: 7 Oktober 2022   01:37 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia menjadi Presidensi G20 sekaligus tuan rumah dalam KTT G20 pada Desember 2021 hingga November 2022. G20 sendiri merupakan forum internasional yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa dengan fokus koordinasi kebijakan ekonomi dan pembangunan. Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" dengan membangun semangat untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat. Tema ini tentu tidak terlepas dari pandemi COVID-19 yang menyerang seluruh negara dan meruntuhkan berbagai aspek, khususnya ekonomi. Terdapat tiga prioritas yang menjadi fokus Presidensi G20 Indonesia, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan ekonomi, serta transisi energi dengan menguatkan multilateralisme global.

Presidensi G20 Indonesia menjadi salah satu kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan diplomasi publik, khusunya melalui budaya demi mempromosikan kebudayaan Indonesia. Diplomasi publik adalah praktik komunikasi melalui understanding, informing, dan influencing antara pemerintah dan masyarakat internasional untuk mencapai kepentingan nasional secara damai. Peranan diplomasi publik sangat penting untuk membangun citra positif suatu negara. Diplomasi budaya merupakan bentuk yang lebih sempit dari diplomasi publik dengan menggunakan kebudayaan sebagai alat diplomasi untuk mempromosikan branding suatu negara serta mencapai kepentingan nasionalnya.

Dalam Presidensi G20, Indonesia juga berkomitmen untuk memulihkan sektor seni dan budaya yang juga menjadi imbas dari pandemi. Sebagai presidensi, Kemendikbudristek Indonesia memimpin Culture Ministers' Meeting atau Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan dengan tema "Kebudayaan untuk Hidup yang Berkelanjutan". Pemulihan seni dan budaya juga menjadi isu pembahasan G20 karena pentingnya peran seni dan budaya dalam mempersatukan bangsa dan dunia untuk kehidupan yang berkelanjutan dengan mengedepankan gotong royong.

Kemendikbudristek Indonesia mengadakan Senior Official Meeting yang kemudian dilanjut dengan Culture Minister's Meeting pada 12-13 September 2022 di Borobudur, Jawa Tengah yang merupakan puncak dari pertemuan. Salah satu pembahasan dalam SOM G20 adalah rancanagan Global Arts and Culture Recovery Fund (GACRF) yang merupakan pengelolaan dana dari UNESCO untuk membangkitkan industri seni dan kebudayaan negara-negara G20. Pembahasan kemudian dilanjut oleh Kemendikbudristek RI beserta Menteri Kebudayaan lainnya melalui Culture Minister's Meeting. Indonesia mendapat apresiasi dan dukungan dari berbagai negara dengan ditunjukkannya komitmen untuk secara aktif berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan.

Dalam Culture Minister's Meeting, Indonesia menyelenggarakan festival Indonesia Bertutur yang yang menampilkan kebudayaan Indonesia, seperti Kirab Budaya Ritus Bangun Tawuh, Ruwatan Bumi, Ruwat Nusantara, Lampah Lakuning Jantra, dan Dialog Budaya Spiritual. Festival-festival tersebut juga melibatkan sekitar 900 seniman lokal dan manca negara, seperti dalam G20 Orchestra yang melibatkan musisi dari 18 negara. Selain itu, Indonesia juga menyelenggarakan Rhapsody of the Archipelago pada 26 Agustus 2022 yang merupakan festival music dan tari yang memamerkan kebudayaan Indonesia dan turut dimeriahkan oleh pertunjukkan dari Italia dan India. Festival-festival tersebut diharapkan dapat melestarikan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia agar tida punah akibat moderniasasi, serta mempererat hubungan antar negara-negara melalui pertukaran kebudayaan kebudayaan. Selain itu, dengan mendorong ekspresi keragaman budya juga dapat mempererat persatuan bangsa dengan gotong royong.

Kebudayaan Indonesia juga tercermin dari logo G20 yang tentunya merepresentasikan Indonesia dimana terdapat Gunungan dengan motif Kawung yang merupakan salah satu elemen wayang. Dalam perwayangan, Gunungan merupakan simbol alam semesta yang didalamnya terdapat siklus kehidupan atau pergantian waktu. Motif Kawung menunjukkan kesempurnaan, keadilan, dan keperkasaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dunia akan segera memasuki babak baru dan melepas keterpurukan yang disebabkan oleh pandemi dengan semangat dan optimisme Indonesia. Sedangkan tulisan G20 Indonesia dibawah gunungan merepresentasikan dalang yang menunjukkan komitmen Indonesia sebagai presidensi periode ini.

Dalam diplomasi budaya, kegiatan tersebut merupakan salah satu cara yang tepat untuk memperkenalkan kebudayaan suatu negara.  Festival tersebut menjadi praktik komunikasi untuk menunjukkan dan mempengaruhi masyarakat internasional melalui budaya untuk mencapai kepentingan Indonesia. Indonesia memanfaatkan momentum G20 untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia ditengah-tengah pembahasan mengenai pemulihan kesehatan serta ekonomi. Namun, hal tersebut tetap sejalan dengan prioritas G20 dimana kebudayaan dapat membangun perekonomian suatu negara serta menyatukan bangsa. Strategi ini diharapkan dapat menunjukkan eksistensi kebudayaan Indonesia di mata internasional yang selanjutnya dapat meningkatan citra Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman yang sangat majemuk. Hal tersebut tentu dapat meningkatkan kerja sama serta perekonomian Indonesia, seperti melalui industri pariwisata.

Melalui G20, Indonesia mengajak masyarakat dunia untuk mengelola kebudayan dengan cara kreatif demi mencapai kehidupan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, G20 menjadi peluang untuk meningkatkan peran Indonesia dalam dinamika internasional dengan meningkatkan kepercayaan global melalui kepemimpinannya dalam forum internasional ini. Selain itu, dengan kebudayaan yang melimpah Indonesia juga dapat mempromosikan kepemimpinannya dibidang seni, budaya, dan pariwisata dalam multilateralisme. Disisi lain, Presidensi G20 Indonesia juga menjadi kesempatan Indonesia untuk menguatkan multilateralisme dan menjalin kemitraan strategis dengan berkontribusi lebih besar dalam pemulihan kesehatan dan ekonomi global.

Referensi:

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/07/kemendikbudristek-ajak-dunia-pulihkan-sektor-seni-dan-budaya-pada-pertemuan-g20-bidang-kebudayaan

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/09/kolaborasi-bangkitkan-kebudayaan-untuk-kehidupan-berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun