Siapa yang tidak ingat pada tahun 2015-2016, Indonesia diguncang bencana asap parah. Saat itu, saya sedang giat-giatnya ke kampus di Inderalaya. Otomatis, kabut asap yang menyesakkan pernapasan jadi makanan sehari-hari dan tidak bisa dihindari. Saat itu saya berpikir, kenapa sih pemerintah tidak cepat tanggap memadamkan api? Belum lagi, tahun ini, perayaan Asian Games digelar di kota Palembang. Bagaimana jika kabut asap itu kembali terjadi?
Namun, anggapan saya berubah ketika minggu lalu saya berkesempatan untuk melihat sendiri proses pemadaman kebakaran hutan dan penanggulangannya.
Dua jam dari Palembang menggunakan Speedboat, akhirnya saya tiba di APP Pulp Sinar Mas. Saya sendiri tidak merasa asing dengan perusahaan ini. Beberapa teman saya bekerja di sini, jadi sedikit demi sedikit saya tahu. Saya kira, di sini hanya ada pabrik-pabrik untuk pembuatan kertas. Nyatanya, kebakaran hutan pun diurus di sini.
Kegiatan saya di sini dimulai ketika Pak Iwan menjelaskan tentang apa dan bagaimana kebakaran hutan yang menimbulkan asap bisa terjadi. Faktanya, hanya sedikit kasus alami kebakaran hutan yang ada selama ini. Selebihnya, ulah manusialah yang memiliki peranan. Kadang, untuk memanfaatkan lahan yang sudah berumput tebal karena tidak digunakan, jalan satu-satunya yaitu membakar lahan. Itulah cara paling mudah, murah, dan efisien.
Selama ini saya kira, peran alam yang amat berpengaruh. Nah, APP Pulp Sinar Mas kemudian mengenalkan 4 pilar Integrated Fire Managenent untuk mengatasinya yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini, dan respon cepat. Untuk pencegahan tersendiri, APP Sinar Mas telah meluncurkan program Desa Makmur Peduli Api. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk pengembangan mata pencaharian sekaligus jadi 'mata=mata' bagi desanya jika terdapat api. Memang belum sepenuhnya berhasil, namun dengan adanya kesadaran seperti ini sudah cukup baik. Banyak hasil yang juga dipamerkan di sana.
Terakhir, kami diajak untuk langsung melihat proses dalam deteksi dini. Regu Pemadam kebakaran dengan apik melakukan simulasi kebakaran hutan dan lahan. Dari sini, semua tampak sistematis. Para Regu Pemadam Kebakaran dengan sigap mematikan api. Di sinilah saya mulai menyadari, saat terjadinya Karhutlah, memadamkannya tak mudah mematikan lilin. Ada prosedur-prosedur yang harus dituruti agar api tidak menyebar. Dan melihatnya langsung, saya patut acungkan jempol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H