Mohon tunggu...
Aunurrafiq Abdullah
Aunurrafiq Abdullah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menyukai Proses Hidup dan Selalu Berprasangka Baik Kepada Sang Empunya Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muara Badak Menggugat

18 Februari 2012   14:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Maju…kobarkan semangatmu…sudah terlalu lama kita menunggu, apakah kalian pikir 40 tahun adalah waktu yang singkat untuk menguji kesabaran seseorang ???” Pekik seorang Orator… “Tanpa dikomando puluhan orang meringsek masuk, mendobrak pagar perusahaan petro dollar tersebut.”

Beberapa hari yang lalu suasana Muara Badak bergejolak. Namun karena kesibukan yang mendera, maka baru hari inilah saya menyempatkan diri untuk mempublish tulisan ini, sebenarnya tak penting-penting amat untuk memberitakannya di kompasiana (emang siapa juga yang peduli dengan kampung saya yang dekil ini), tapi karena saya sudah terlanjur berjanji kepada seseorang (Ida Ratna Isaura) untuk kembali ke kompasina ini, jika perjuangan di dunia nyata mulai menampakkan geliatnya.

Demonstrasi yang baru pertama kali terjadi di kampung penuh pipa-pipa gas tersebut, dipicu karena selama puluhan tahun Perusahaan Vico beroperasi di wilayah Muara Badak, melupakan kewajiban untuk menyisihkan sedikit dari keuntungan mereka buat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab social mereka terhadap masyarakat di lingkungan tempat mereka beroperasi.

Tuntutan masyarakat disampaikan dalam bentuk demonstrasi yang melibatkan seluruh desa di wilayah Muara badak. Di koordinir oleh kepala desa dimasing – masing wilayah. Sebelumnya terjadi telah beberapa kali negosiasi antara pihak perusahaan dengan perwakilan masyarakat. Tapi semuanya berakhir deadlock tanpa ada penyelesaian yang memuaskan kedua fihak. Masyarakat menuntut kejelasan dan transparansi penggunanaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang menjadi kewajiban perusahaan Vico Indonesia. Masyarakat Muara Badak merasa selama puluhan tahun beroperasi Vico tidak memiliki niat baik untuk menjalankan program CSR kepada masyarakat. Padahal CSR adalah kewajiban perusahaan yang telah diatur dalam undang – undang.

Pihak perusahaan berkilah bahwa mereka telah menyalurkan dana kemasyarakat dalam bentuk program Comdev (Community Development) dan pada tahun 2011, dana comdev yang disalurkan katanya mencapai 3,2 milyar di 5 kecamatan. Namun kenyataan di lapangan, masyarakat tidak merasakannya sama sekali, dan jika dana itu pun benar-benar ada, maka masing – masing desa di Muara Badak hanya kebagian Rp. 500.000 sebulan. Sungguh ironis, padahal berdasarkan data yang didapat dari beberapa sumber dari “orang dalam” perusahaan, pencari minyak dan gas dari negeri paman sam tersebut mendulang rupiah hampir 300 milyar rupiah/hari.

Lalu apakah Comdev sama dengan CSR. Masyarakat menganggap comdev bukan CSR . Walau ada juga yang menganggap itu bagian dari CSR. Hanya saja comdev nilai ditentukan secara sepihak oleh perusahaan. Dan selama ini dana yang disalurkan perusahaan ke masyarakat dinilai terlalu kecil. Dan hampir – hampir tak ada nilainya. Dan penggunaannya lebih kearah dalam bentuk seremonial belaka. Yang samasekali tidak menyentuh kebutuhan riil masyarakat untuk meningkatakan kesejahteraannya.

Sedang CSR adalah dana yang wajib dikeluarkan perusahaan yang nilainya telah ditentukan dalam peraturan perundang – undangan. Dan juga melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya, maupun penentuan besarannya. Tapi pihak perusahaan menganggap CSR yang dimaksud bukanlah tanggung jawab mereka . Tapi menjadi tanggung jawab BP Migas. Karenanya Vico meminta masyarakat menuntut CSR langsung ke BP Migas. Sebagai lembaga yang manaungi atau semacam stake holder dari Vico Indonesia.

Tuntutan dana CSR hanyalah sebagian kecil dari kekecewaan masyarakat terhadap Vico Indonesia. Banyak hal lain yang juga menimbulkan kekecewaan. Seperti soal perekrutan tenaga kerja di Vico Indonesia yang sarat nepotisme, dan kurang memberi kesempatan pada warga lokal. Lalu diatas 95 % pekerja tetap vico Indonesia adalah orang – orang yang tidak bertempat tinggal di Muara Badak. Hingga tidak menambah perputaran uang di Muara badak. Karena mereka membelanjakan penghasilan mereka bukan di Muara badak. Tapi jauh sampai di pulau seberang.

13295759881145524922
13295759881145524922

Up date terakhir, hampir setiap hari diadakan rapat dengan pihak management Vico Indonesia dengan tim perumus dari wakil setiap desa di kecamatan muara badak, karena pihak managemen Vico sudah memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan CSR di tahun 2013 nanti. Semoga saja benar-benar diwujudkan dan berdampak bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Muara Badak. Amien… Thank’s Allah…

Artikel Terkait :

http://berita.liputan6.com/read/376004/warga-muara-badak-demo-vico-indonesia

http://tv.liputan6.com/main/read/6/1074717

http://suaraborneo.com/?p=4711

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/31570

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/31623

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun