Mohon tunggu...
Rafendra Aditya
Rafendra Aditya Mohon Tunggu... Staf Biro Informasi dan Hukum Kemenko Kemaritiman -

Menulis membuatku merasakan hal-hal yang tak dapat kurasakan di dunia nyata. Menulis itu membangun rumah, dengan pondasi gagasan, material kata-kata dan atap khasanah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction | Move On

24 Agustus 2016   15:22 Diperbarui: 24 Agustus 2016   15:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semenjak tragedi mie ayam itu, gue langsung move on total dari makanan sejenis dan segala olahan daging yang dihaluskan. Termasuk bakso dan burger favorit yang biasanya bikin gue ngiler, jadi gak nafsu lagi. Kecuali masakan rumah, itu pun jika potongan dagingnya masih jelas dan dapat kupastikan.

Meskipun mengaku sebagai foodie, tetep aja gue il-feel. Gimana enggak, itu tempat makan mie ayam paling yahut dan cozy. Yang semakin bikin shock,  calon suami gue yang punya! Eh tau-tau ternyata dia nyuapin gue pake daging binatang pengerat buduk yang gue aja phobia!

Sekian lama move on, gue akhirnya dapet pengganti yang aman: Mie Sapi! Seorang teman ngajak ke acara launching resto itu, rayuannya yang seorang chef berhasil membujukku. Daging sapi teksturnya jauh dan bakal susah ditipu dengan binatang buduk itu, pikir gue tenang.

Karena resto penuh, empunya resto menyiapkan kursi di samping dapur. Dapur terdengar riuh. Suara tatakan pisau, minyak panas, didihan air... sesekali orang keluar masuk dengan kotak gabus putih bernoda merah. Tentu daging sapi segar dari supplier, kan?

Pesanan kami datang. Semangkuk mi yang mengepul. Harumnya kaldu, potongan daging dadu-dadu, bumbu dan taburan daun bawangnya mengulik seleraku yang selama ini tidur. Kutarik dengan sumpit sejumput mie yang tampak begitu lembut...

PYAARRR!!! 

Sontak tanganku lemas... Seruas jari dengan kuku berkutek merah menyembul di sela-sela mie. Tanda V di kuteknya mengingatkanku pada kawanku yang hilang: Vena.

Semenjak itu, gue move on dari segala daging-dagingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun