Mohon tunggu...
Rafendra Aditya
Rafendra Aditya Mohon Tunggu... Staf Biro Informasi dan Hukum Kemenko Kemaritiman -

Menulis membuatku merasakan hal-hal yang tak dapat kurasakan di dunia nyata. Menulis itu membangun rumah, dengan pondasi gagasan, material kata-kata dan atap khasanah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction | Hilang

24 Agustus 2016   11:41 Diperbarui: 24 Agustus 2016   11:56 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cikini Sepi hulawalahlah15.rssing.com

"Seorang mahasiswa dinyatakan hilang di dalam KRL, rekaman cctv menunjukkan dia tidak pernah keluar dari kereta maupun gate out stasiun manapun...," kilas berita di layar iklan kereta. 

Pukul 22.20. Kami yang memang tidak memercayai hal begituan nyaman saja menaiki KRL terakhir tujuan Manggarai. Apalagi di Jakarta, tengah malam pun ramai bagai pesta pora. Lagipula kami hanya menempuh 3 stasiun: naik dari Gondangdia, berhenti Cikini, terakhir Manggarai. Tapi selepas Gondangdia kereta terhenti, tertahan sebelum masuk Stasiun Cikini. Menambah durasi perjalanan pendek kami.

AC berdengung nyaring. Dengkuran penumpang samar-samar. Kereta cukup lengang.

"Ah padahal Cikini tuh abis ini! Sampe rumah jam berapa coba..." keluh Vena.

Beberapa saat akhirnya kereta melaju cepat. 

Cssstttttt! Desisan rem yang memanjang membuat kami terhuyung ke depan. 

"Eh udah Cikini, gue turun ya. Bye-bye Intan!" Vena melompat semangat. Aku melambai padanya yang menyusuri peron sepi.

Kereta melaju lagi menuju Manggarai, stasiun tujuanku. Aku langsung melompat turun saat pintunya terbuka.

Aku tercekat!  Seketika kakiku lemas. Dengan gemetaran kunaiki kereta lagi. Ternyata masih Cikini. Kukucek-kucek mataku, benar, Cikini lagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun