Mohon tunggu...
Rahmat Fathan
Rahmat Fathan Mohon Tunggu... Relawan - Ada yang tiada.

Membaca mulai dari alif, menghitung mulai dari satu.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menanti Pertarungan Antara Dendam, Ambisi, dan Nama Besar

29 Maret 2017   17:30 Diperbarui: 4 April 2017   16:18 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertandingan mewah yang sarat akan misi balas dendam akan hadir di babak perempat final Liga Champions 2016-2017 saat Bayern Munchen dan Real Madrid saling berjumpa demi memenangkan Si Kuping Besar. Duel dua tim klasik Benua Biru yang sama-sama memiliki catatan emas dalam perhelatan Liga Champions dianggap oleh beberapa pengamat sepakbola sebagai “final kepagian”.


Hegemoni dan kedikdayaan kedua tim di masing-masing liga domestik mengukuhkan mereka duduk di singgasana. Los Blancos masih bertengger di peringkat pertama Laliga Spanyol dengan selisih 2 point serta memiliki satu pertandingan lebih banyak dari Barcelona yang berada di peringkat dua, sedangkan The Bavarians sangat nyaman bahwa jarak 13 pointnya dengan RasenBallsport Leipzig yang berada di posisi kedua klasemen sementara Bundesliga Jerman, membuat mereka serasa nyaris tak tersentuh disana.


Leg pertama akan digelar di Allianz Arena, markas Bayern Munchen pada Rabu (12/4), sedangkan leg kedua akan berlangsung pada Selasa, (18/4) di Santiago Bernabeu, kandang Real Madrid. The Bavarians yang akan menjamu Los Blancos terlebih dahulu akan diuntungkan dengan situasi kepercayaan diri para pemain yang sedang mencapai puncaknya setelah menghajar Arsenal di babak sebelumnya dengan jumlah agregat 10-2 dan status tak terkalahkan dalam 18 pertandingan terakhir di semua ajang.


Kepercayaan tinggi yang dibalut hasrat balas dendam, mengokohkan motivasi para pemain Bayern Munchen untuk melumat Real Madrid. Dalam 3 pertemuan sebelumnya, Real Madrid selalu menuai kemenangan. Bahkan pertemuan terakhir mereka di arena Liga Champions, para pemain The Bavarians dipaksa menundukkan kepalanya di hahadapan publik Munchen setelah dilumat 4 gol tanpa balas sehingga Los Blancos lolos ke babak final dan keluar sebagai juara di musim 2013-2014.


Uniknya, pelatih yang membawa Real Madrid mengalahkan Bayern Munchen di musim 2013-2014 adalah Carlo Ancelotti yang kini melatih The Bavarians. Don Carlo, tentu memiliki dendam pribadi dengan Real Madrid setelah Florentino Perez, Presiden Real Madrid memecatnya satu musim setelah Ancelotti mempersembahkan trofi Liga Champions ke-10 untuk Los Blancos.


Kompilasi dendam yang disertai performa menawan Bayern Munchen dalam beberapa laga terakhir membuat kepercayaan anak-anak The Bavarians patut diwaspadai pelatih Real Madrid, Zinadine Zidane. Terlebih lagi, leg pertama akan dihelat di kota Munchen. Kesempatan menjadi tuan rumah di laga perdana akan dimaksimalkan oleh Carlo Ancelotti sebagai juru taktik. Dilihat dari 5 pertandingan tandang terakhir, Real Madrid selalu kebobolan. Bahkan El Real harus menelan kekalahan saat melawat ke Vicente Caldero, kandang Valencia.


Namun, bukan Real Madrid namanya jika menyerah sebelum berperang. Tim ibukota Spanyol dengan segudang prestasi domestik dan internasional ini selalu berambisi di setiap kompetisi yang mereka ikuti. Tradisi untuk menghasilkan trofi di setiap musim sangat dipahami betul oleh Zidane, yang pernah membela Real Madrid sebagai pemain. Sang Entrenador kebangsaan Perancis harus memuaskan hasrat publik Bernabeu dan tampil ambisius di arena yang penuh prestise seperti Liga Champions.


Tidak ada tim yang tidak memiliki ambisi pada setiap kejuaraan yang diikutinya. Tetapi bagi Real Madrid, ambisi adalah suatu keniscayaan. Tuntutan untuk menjuarai Liga Champions merupakan kewajiban yang harus dibayar. Nama besar, sejarah emas, dan dihuni pemain-pemain berkelas menjadikan Si Kuping Besar sebagai prioritas. Tampil buruk di Liga Champions merupakan sebuah aib memalukan ketimbang tampil buruk di Liga Spanyol.


Lini belakang kini menjadi konsentrasi utama Zinadine Zidane. Berlebel juara bertahan tidak membuat Real Madrid melangkahkan kaki ke kota Munchen tanpa persiapan khusus. Bertamu ke Munchen rawan akan kebobolan. Transisi dua sayap bertahan Real Madrid kerap lambat kembali ke daerah pertahanan untuk mengantisipasi serangan balik lawan. Kedisiplinan menjaga daerah dan melihat pergerakan tanpa bola pemain lawan menjadi celah di lini pertahanan Real Madrid.


Pertarungan megah tim papan atas Eropa sarat ketegangan ini akan memaksa pemain dari kedua tim untuk tampil sempurna. Setiap kesalahan-kesalahan kecil yang sifatnya elementer tentu akan dimanfaatkan lawan. Pressing ketat akan dihadirkan oleh dua tim, duel di setiap lini juga menentukan jalan pertandingan.


Toni Kroos yang merupakan pemain Bayern Munchen sebelum hijrah ke Real Madrid akan berhadapan dengan jenderal lapangan tengah Bayern Munchen Xabi Alonso, yang hengkang dari Real Madrid pada 2014 silam. Ada fakta menarik bahwa gawang Manuel Neuer, kiper Bayern Munchen tercatat belum pernah ditembus melalui sundulan lawan di Liga Champions, sedangkan Real Madrid tercatat sebagai tim yang paling banyak menggetarkan jala lawan melaui serangan udara di ajang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun