Mohon tunggu...
Rafa Talitha
Rafa Talitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang bergelut dengan tugas-tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inisiatif untuk Mengurangi Stigma, Program Kreativitas Mahasiswa untuk ODGJ

15 Juli 2024   23:00 Diperbarui: 15 Juli 2024   23:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia disebutkan sebagai entitas yang terdiri dari jiwa dan tubuh menurut seorang filsuf Yunani, Plato, yang menganggap bahwa jiwa manusia dianggap lebih abadi dan sangat penting daripada tubuh fisik manusia sendiri. Jiwa menurutnya juga dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari rasional, emosional, dan nafsu. Jiwa merupakan sumber kehidupan dan pengetahuan sejati. 

Seorang psikolog bernama Maslow membuat suatu teori hierarki kebutuhan manusia yang diperkenalkan dalam makalahnya berjudul "A Theory of Human Motivation". Hierarki tersebut disusun dalam memenuhi kebutuhan manusia dengan lima tingkat yang terdiri dari Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs), Kebutuhan keamanan (Safety Needs), Kebutuhan sosial (Social Needs), Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs), dan Kebutuhan aktualisasi diri (Self-actualization Needs). Kelima tingkat tersebut saling berperan penting bagi kesehatan jiwa seorang individu. 

Orang Dengan Gangguan Jiwa atau biasa disebut sebagai ODGJ di lingkungan masyarakat merupakan sesama manusia individual yang memiliki permasalahan mental dan tidak mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri (Self-actualization Needs) yang mempengaruhi kesehatan jiwa hingga berujung akan kelemahan dan kerusakan fisik tubuh mereka. Berdasarkan informasi dari World Health Organization (WHO), orang dengan gangguan mental ditandai dengan kombinasi kelainan dalam pikiran, persepsi, emosi, perilaku, dan hubungan dengan orang lain. Gangguan ini mencakup depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya, demensia, dan gangguan perkembangan termasuk autisme. 

Dikutip dalam situs Kementerian Kesehatan, diketahui juga bahwa sekitar 20% populasi di Indonesia memiliki potensi akan masalah gangguan jiwa. Mulai meningkatnya jumlah populasi orang dengan gangguan jiwa tentunya mendorong pihak pemerintah untuk memajukan sarana dan prasarana dalam pelayanan kesehatan jiwa secara merata di seluruh Indonesia. Sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, kesadaran masyarakat akan orang dengan masalah kesehatan jiwa atau mental patut ditingkatkan secara serentak. 

Peningkatan kesadaran ini penting untuk mengurangi stigma dan diskriminasi yang sering kali dialami oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Melalui edukasi dan kampanye publik, masyarakat dapat lebih memahami bahwa gangguan mental adalah kondisi medis yang memerlukan perawatan dan dukungan, sama seperti penyakit fisik lainnya. Selain itu, partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi non-profit, serta media, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung. Dengan demikian, ODGJ dapat merasa lebih diterima dan termotivasi untuk mencari bantuan profesional tanpa rasa takut atau malu, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup mereka dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Program "Mentalization Incubator" hadir sebagai salah satu bagian dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengembangan Masyarakat untuk memberikan solusi terhadap stigma masyarakat Indonesia yang masih bersikap mendiskriminasi terhadap kondisi orang dengan gangguan jiwa. Orang Dengan Gangguan Jiwa atau disebut juga sebagai ODGJ tentunya memiliki hak sebagai manusia untuk mampu mandiri dan dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. 

Untuk membantu dalam proses kemandirian ODGJ dan operasional mitra yang kami tuju, Yayasan Panti Silih Asih. Hal-hal yang dilaksanakan selama keberlangsungan program dilakukan dengan upaya meningkatkan penguatan dalam sisi kemanusiaan (humanist), ekonomi (economy), dan keterampilan (art). Melalui program "Mentalization Incubator", kami berharap ODGJ dapat meningkatkan kemandirian dirinya sendiri dan dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu, kami juga berharap dapat mengurangi stigma negatif masyarakat terhadap ODGJ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun