Bersama terbenamnya matahari, bunyi monitor ICU dan bisikan-bisikan pelan mengisi koridor rumah sakit.
Di salah satu bangsal, terbaring seorang pasien penyintas kanker yang belum lama telah menjalani tindakan operasi.Â
Ia telah menang melawan kanker, namun pertempurannya belum berakhir.
Beratnya beban yang ia pikul ketika divonis menderita kanker serta rasa sakit yang menyiksa tubuhnya telah merampas kesehatan mentalnya. Ia berusaha keras untuk menemukan harapan di dalam ketidakpastian dan banyak merenungkan hal-hal yang bahkan tak bisa terbayangkan.
Operasi Kanker dan Tindakan Bunuh Diri : Hubungan yang Tak Terlihat
Topik mengenai insiden bunuh diri jarang sekali dibahas oleh para pasien penderita kanker. Padahal hal itu merupakan sesuatu yang nyata dan tragis.
Kebisuan itu meninggalkan pertanyaan yang tersisa : Apa faktor-faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengambil keputusan yang memilukan tersebut?
Jama Oncology Network menerbitkan sebuah jurnal dengan topik terkait berjudul Incidence, Timing, and Factors Associated With Suicide Among Patients Undergoing Surgery for Cancer in the US. Jurnal tersebut berisi penelitian terhadap insiden bunuh diri di antara para pasien kanker yang telah menjalani tindakan operasi kanker.
Hasilnya menunjukan bahwa pasien kanker memiliki 60% risiko lebih tinggi melakukan tindakan bunuh diri dibandingkan dengan populasi umum.
Data demografis pasien kanker yang melakukan tindakan bunuh diri memiliki beberapa kategori yang digolongkan berdasarkan mayoritas kasus yang tercatat, di antaranya adalah :
- Mayoritas jenis kelaminnya adalah lelaki
- Status perkawinan berceraiÂ
- Lajang
- Pasien menjalani tindakan operasi kanker di daerah kepala
- Pasien menjalani tindakan operasi kanker di daerah leher
- Pasien menjalani tindakan operasi kanker di daerah kandung kemih
- Pasien menjalani tindakan operasi kanker di daerah esofagus
- Pasien menjalani tindakan operasi kanker di daerah pankreas
Sementara faktor-faktor yang diasosiasikan dengan kasus bunuh diri di antara pasien penderita kanker yang telah menjalani operasi adalah sebagai berikut :
- Mengalami depresi atau kegelisahan
- Menderita rasa sakit fisik
- Stress dalam hal finansial
- Isolasi sosial
- Merasa menjadi beban untuk orang terdekat
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pasien kanker yang telah menjalani operasi pada akhirnya harus menghadapi proses pemulihan yang panjang dan menyakitkan.
Penting untuk mengingat bahwa tindakan bunuh diri bukan merupakan keputusan egois semata, melainkan tanda dari rasa sakit yang dalam dan besar yang seringkali tak terlihat oleh orang lain.
Tindakan Pencegahan dan Penanganan
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah tindakan bunuh diri di antara pasien, misalkan :
- Pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi mental pasien
- Penanganan gejala depresi, kegelisahan atau rasa sakit fisik. Bisa mencakup obat, terapi atau bimbingan suportif
- Dukungan : Pasien kanker yang telah mengalami operasi bisa mendapatkan manfaat dari dukungan kelompok, konseling atau dukungan sosial dalam bentuk apapun