Kesehatan mental adalah kondisi jiwa yang stabil baik secara psikologis, emosional dan sosial di mana suatu individu mampu menyadari potensinya, mampu mengatasi persoalan hidup, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental adalah aspek penting dalam hidup yang seringkali terabaikan. Di era modern saat ini, kesehatan mental telah menjadi isu krisis global. Perkembangan sains dan teknologi membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Walaupun, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental telah meningkat namun masih banyak tantangan yang harus diatasi guna mengurangi krisis ini. Salah satu penyebab utama gangguan kesehatan mental saat ini adalah meningkatnya tekanan hidup. Kemajuan teknologi dan pesatnya arus globalisasi menyebabkan munculnya tantangan baru di bidang sosial dan ekonomi. Banyak orang merasa terjebak dalam pekerjaannya, karena terus meningkatnya tuntutan material dalam mencapai kesuksesan. Tekanan menjaga citra diri di media sosial juga menjadi beban, karena seringnya membandingkan diri dengan orang lain. Akibatnya, stres, kecemasan, dan depresi semakin sering terjadi. Di samping itu, isolasi sosial turut memperburuk kondisi. Kemajuan teknologi saat ini mempermudah kita dalam berinteraksi dimanapun berada, namun tidak sedikit orang justru merasa kesepian. Kesibukan sehari-hari mengurangi waktu kita untuk berinteraksi secara langsung dengan orang terdekat.
Dalam ajarannya, Islam sangat memperhatikan kesehatan mental, ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah banyak dijadikan rujukan dalam praktik terapi kesehatan mental seperti ibadah shalat, dzikir, membaca Al-Qur'an, puasa, dan ibadah haji.
1. Shalat
Menurut Lubis, terdapat aspek kebersamaan dalam shalat yang tercermin dalam shalat berjamaah. Beberapa ahli psikologi
berpendapat bahwa perasaan keterasingan dari orang lain adalah penyebab utama terjadinya gangguan mental (Lubis, A. 2016). Shalat berjamaah dapat menghilangkan perasaan terasingkan dari orang lain. Ibadah shalat, mencakup doa memohon kebaikan
berpengaruh dalam mengatasi berbagai masalah, termasuk kesehatan mental. Mendirikan shalat juga dapat menanamkan sikap
pantang menyerah dalam menghadapi setiap tantangan.
2. Dzikir
Melalui dzikir dan doa, seorang hamba dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memohon kesehatan mental yang baik. Dzikir
membantu seseorang berserah diri dan mengambil hikmah dari setiap pengalaman hidup, termasuk saat menghadapi kesehatan
mental. Dengan mengingat Allah melalui dzikir dapat memberikan ketenangan dan ketenteraman jiwa.
3. Membaca Al-Qur'an
Membaca Al-Qur'an mampu menjaga kita dari gangguan kesehatan mental, karena dengan membacanya hati kita menjadi tenang melalui penghayatan setiap ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibaca serta pengamalan setiap arti dalam ayat tersebut.
4. Puasa (Shaum)
Puasa artinya menahan diri dari rasa lapar dan dahaga. Menurut Fuad (2016) puasa berguna untuk mengobati perasaan berdosa dan
menghilangkan kegundahan. Saat berpuasa, kita diharuskan untuk menahan hawa nafsu dan syahwat, sehingga puasa berfungsi untuk melatih kita dalam mengontrol emosi.
5. Ibadah Haji
Fuad (2016) menyatakan bahwa ibadah haji dapat melatih kesabaran, membentuk jiwa yang tangguh dalam berjuang, serta membantu mengendalikan syahwat dan hawa nafsu. Selain itu, ibadah haji berfungsi sebagai terapi bagi kesombongan, arogansi,
dan rasa tinggi hati, karena dalam pelaksanaannya semua manusia memiliki kedudukan yang sama.
ReferensiÂ
Drs. H. Mudzakkir Ali, M.A. (2003). Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam. Semarang: PKPI2.
Ihya' Ulumudin. (2022, November Minggu). Definisi Kesehatan Mental.
Laurensia Anasta. (2023, November Kamis). Krisi Kesehatan Mental di Era Modern.
Purmansyah Aryadi. (2013, Maret). Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam. Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam, p. 127.
Sukma PakungWati, Rara Desti Anggraeni. (2023, Maret). Menjaga Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam Maintaning Mental Health in an Islamic Perspective.
Menjaga Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam Maintaning Mental Health in an Islamic Perspective, p. 102.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!