Mohon tunggu...
rafana inayatunnisa
rafana inayatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Berpakaian dalam Islam untuk Menjaga Kehormatan

15 Juni 2024   17:26 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Etika berpakaian dalam Islam memainkan peran penting dalam menjaga kehormatan dan martabat individu. Konsep ini mencakup aspek fisik, spiritual, dan moral, mencerminkan nilai-nilai agama yang dianut. Pakaian Muslim dan Muslimah seharusnya mencerminkan identitas religius dan mematuhi perintah Allah SWT, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Ayat-ayat Al-Qur'an, seperti Surah An-Nur ayat 31 dan Surah Al-Ahzab ayat 59, menekankan pentingnya menutup aurat. Tantangan modernisasi dan globalisasi mempengaruhi persepsi dan praktik berpakaian Islami, namun tetap penting bagi umat Muslim untuk menjaga nilai-nilai ini. Etika berpakaian juga berdampak positif pada psikologis individu, memberikan rasa aman, nyaman, dan meningkatkan rasa percaya diri, serta menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan hormat. Berpakaian dalam Islam bukan hanya soal aturan lahiriah, tetapi juga niat dan kesadaran dalam mematuhi perintah Allah.

Pendahuluan

Etika berpakaian dalam Islam berperan penting dalam menjaga kehormatan dan martabat individu. Konsep ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik semata, tetapi juga mencakup hal spiritual dan moral. Dalam Islam, berpakaian bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar manusia, melainkan juga merupakan cerminan dari nilai-nilai agama yang dianut oleh seseorang. Pakaian yang dikenakan seorang Muslim atau Muslimah seharusnya mencerminkan identitas religius mereka sekaligus mematuhi perintah Allah SWT dalam menjaga kehormatan dan kesucian diri (Murtopo, 2017). Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan hadis, ada panduan khusus mengenai bagaimana seorang Muslim harus berpakaian. Salah satu ayat yang sering dijadikan rujukan adalah Surah An-Nur ayat 31, di mana Allah SWT memerintahkan wanita beriman untuk menutup dada mereka dan tidak memperlihatkan perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak darinya. Selain itu, dalam Surah Al-Ahzab ayat 59, Allah SWT memerintahkan para wanita untuk mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh agar lebih mudah dikenali dan tidak diganggu. Kedua ayat ini menegaskan pentingnya menutupi aurat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan upaya untuk menjaga kehormatan diri (Rahmawati & Khunaifi, 2019).

Etika berpakaian ini bukan hanya berlaku untuk wanita, tetapi juga pria Muslim. Pria juga diperintahkan untuk menutup aurat dari pusar hingga lutut dan mengenakan pakaian yang sopan serta tidak mencolok. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda "Allah tidak akan melihat kepada orang yang menjulurkan kainnya (hingga menutupi mata kaki) dengan sombong." Hadis ini menunjukkan bahwa berpakaian dengan niat untuk pamer atau kesombongan sangat tidak disukai dalam Islam (Harmonedi et al., 2021).

Di era modern ini, tantangan dalam menerapkan etika berpakaian Islami semakin besar. Pengaruh budaya Barat dan globalisasi telah memperkenalkan berbagai gaya berpakaian yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bagi banyak wanita Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia mengenakan hijab atau pakaian yang menutupi aurat merupakan simbol dari identitas sebagai Muslim dan bentuk kepatuhan terhadap perintah agama. Namun, tidak sedikit yang memandangnya sebagai tren atau bahkan tekanan sosial (Karomah, 2011). Fenomena ini mencerminkan bagaimana dinamika sosial dan budaya dapat mempengaruhi persepsi dan praktik keagamaan.

Menjaga kehormatan melalui etika berpakaian juga berkaitan dengan bagaimana seseorang memperlakukan tubuhnya dan pandangan orang lain terhadapnya. Dalam Islam, tubuh dianggap sebagai amanah dari Allah yang harus dijaga dengan baik. Mengenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat merupakan salah satu cara untuk menjaga amanah ini (Rika Sa'diyah, Siti Shofiyah, 2022) . Selain itu, berpakaian dengan cara yang sesuai dengan tuntunan Islam membantu mencegah fitnah atau godaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan menutupi aurat, seseorang mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku tidak pantas yang dapat merusak tatanan sosial.

Selain aspek religius dan moral, etika berpakaian dalam Islam juga memiliki dampak positif pada psikologis individu. Pakaian yang sesuai dengan tuntunan agama dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta meningkatkan rasa percaya diri. Hal ini juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk interaksi sosial yang sehat dan penuh hormat. Namun, perlu diingat bahwa etika berpakaian dalam Islam tidak hanya soal aturan-aturan lahiriah semata, tetapi juga niat dan kesadaran individu dalam mematuhi perintah Allah. Sebuah hadis dari Rasulullah SAW menyebutkan, "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." Oleh karena itu, ketika seorang Muslim atau Muslimah memilih untuk berpakaian sesuai dengan tuntunan Islam, niat mereka harus karena ketaatan kepada Allah dan bukan sekadar mengikuti tren atau tekanan sosial (Karomah, 2011).

Etika berpakaian dalam Islam merupakan manifestasi dari upaya menjaga kehormatan diri dan masyarakat dan tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga spiritual dan moral, serta memberikan dampak positif pada kehidupan individu dan komunitas. Di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi, penting bagi umat Muslim untuk tetap memegang teguh nilai-nilai ini sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan penghargaan terhadap diri sendiri serta orang lain.


Pembahasan

Tinjauan busana wanita Muslimah sesuai ketentuan Islam membahas tentang pentingnya pakaian dalam menjaga kehormatan dan identitas agama. Dalam Islam, busana bukan hanya soal menutupi tubuh, tetapi juga mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT. Ketentuan berpakaian ini secara khusus diatur dalam Al-Qur'an dan hadis dengan fokus pada menjaga aurat dan menghindari fitnah (Rahmawati & Khunaifi, 2019). Wanita Muslimah dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang longgar, tidak transparan, dan menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ayat yang sering dijadikan panduan adalah Surah An-Nur ayat 31 yang memerintahkan  wanita beriman untuk menutup dada serta Surah Al-Ahzab ayat 59 yang memerintahkan untuk mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh agar tidak diganggu. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi kehormatan wanita dan mencegah perilaku tidak pantas.

Selain itu, konsep dasar etika berpakaian dalam Islam menekankan pentingnya niat yang benar. Mengenakan pakaian yang sesuai dengan tuntunan agama seharusnya didasarkan pada ketaatan kepada Allah, bukan sekadar mengikuti tren atau tekanan sosial. Aamal itu tergantung pada niatnya, sehingga wajib bagi seluruh Muslimah untuk memiliki niat yang lurus dalam berpakaian. Etika berpakaian juga mencakup sopan santun dan menjaga perilaku. Pakaian yang menutupi aurat membantu mencegah godaan dan fitnah, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang. Selain itu, berpakaian dengan cara yang sopan dan sesuai ajaran Islam menunjukkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dalam era modern, tantangan yang dihadapi wanita Muslimah dalam berpakaian sesuai ketentuan Islam semakin kompleks. Globalisasi dan pengaruh budaya Barat sering kali memperkenalkan gaya berpakaian yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Namun, banyak wanita Muslimah yang tetap berusaha mematuhi ketentuan ini sebagai bentuk identitas dan ketaatan. Mengenakan hijab atau pakaian yang menutupi aurat menjadi simbol kebanggaan dan ketaatan, sekaligus cara untuk menunjukkan identitas agama di tengah arus modernisasi. Selain aspek religius, etika berpakaian yang benar juga memberikan dampak positif pada psikologis individu (Harmonedi et al., 2021). Pakaian yang sesuai dengan tuntunan agama dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan rasa aman.

Kesimpulan

Etika berpakaian dalam Islam merupakan aspek penting yang tidak hanya berfokus pada menutupi aurat secara fisik, tetapi juga mencerminkan ketaatan kepada Allah SWT, menjaga kehormatan diri, serta menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman dan harmonis. Dengan mematuhi ketentuan berpakaian yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan hadis, wanita Muslimah dapat menunjukkan identitas agama. Niat yang tulus dan kesadaran akan makna di balik berpakaian Islami menjadi kunci dalam menjalankan etika ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun