Kecamatan Bandungan yang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang termasuk kedalam kawasan Agropolitan Kabupaten Semarang berdasarkan RPJMD Kabupaten Semarang Tahun 2016-2021.Kecamatan Bandungan mempunyai berbagai macam potensi Sumber Daya Alam yang didukung oleh kondisi lahan dan iklim yang sesuai sebagai pengembangan pertanian sehingga dapat terbentuk sentra potensi komoditas pertanian dan perkebunan yang mendukung untuk di kembangkan yaitu pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna tercapainya kebutuhan pangan bagi masyarakat di dalamnya. Oleh karena itu, Kecamatan Bandungan dipilih sebagai lokasi penelitian studi sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan wilayah lain untuk menganalisis Ekonomi Lokal atau Ekonomi Unggulan suatu wilayah dengan pengembangan agribisnis.Â
Kawasan Bandungan yang terletak di lereng Pegunungan Ungaran, merupakan daerah yang subur dan berudara sejuk. Sejak dahulu masyarakatnya mengandalkan pertanian sebagai sumber kehidupannya. Pertanian yang diusahakan masih bersifat subsisten dan tradisional, tanaman ditanam secara campursari. Seiring dengan perkembangan waktu, sitem pertanian mereka mengalami perubahan. Perubahan ini mulai terjadi tahun 1973, ketika satu keluarga Cina yang berasal dari Bandung dan Semarang datang ke Desa Kenteng. Selain mempunyai lahan, keluarga ini melihat potensi Bandungan sebagai lahan pertanian, mereka datang ke Bandungan setelah usaha pertaniannya di daerah Cisarua tidak mengalami perkembangan. Dengan pengalamannya keluarga ini mencari peluang pasar di kota Semarang dan Yogjakarta. Untuk mengolah lahan pertaniannya keluarga ini mempekerjakan buruh lokal. Para pekerja inilah yang mampu mengadopdi teknologi baru tersebut, mereka kemudian mencobanya di lahan miliknya. Melihat hasil panennya yang baik, maka petani-petani lain yang lahannya luas beralih ke budidaya tanaman baru yang bersifat agribisnis. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sistem pertanian dan ekologi di Bandungan tahun 1970-1980, faktor penyebab perubahan dan pengaruhnya terhadap masyakatat Bandungan. Penelitian ini menggunakan sumber dokumen dan sumber lisan, kedua sumber dimaksudkan untuk saling melengkapi informasi terutama yang berkaitan dengan proses perubahan. Hasil penelitian adalah pertama, sistem pertanian masyarakat berubah dari tradisional ke pertanian agribisnis, sehingga masyarakat memanfaatkan lahan secara maksimal untuk mengejar keuntungan ekonomi tanpa memperhatihan keseimbangan ekologi. Kedua, akibat perubahan tersebut kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya bergeser, penduduk dan pemukiman semakin padat karena banyak pendatang, pendapatan masyarakat meningkat, serta terjadi pergeseran sikap kebersamaan masyarakat, kehidupannya mulai berorientasi ke keuntungan ekonomi.Â
aya dukung lahan pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam  menentukan keberlanjutan pertanian. Hal ini terjadi karena tanpa adanya dukungan lahan pertanian maka keberlanjutan pertanian tidak akan dapat dipertahankan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji  daya dukung lahan pertanian dan  keberlanjutan pertanian di Desa Duren Kecamatan Bandungan Semarang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 92 rumahtangga tani  secara random sampling.  Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengukuran daya dukung lahan  pertanian dilakukan secara kuantitatif, sedangkan pengukuran keberlanjutan pertanian dilakukan secara kualitatif dengan skala likerts dan dianalisis dengan metode kuartil (Q). Hasil analisis daya dukung lahan pertanian menunjukkan bahwa lahan pertanian  tidak lagi mendukung terhadap kehidupan petani, namun dari sisi keberlanjutannya masih menunjukkan tinggi. Hal ini terlihat dari hasil analisis keberlanjutan pertanian, dari 5 (lima)  dimensi  keberlanjutan, hanya 1 (satu) dimensi yang tergolong rendah yaitu dimensi sosal, sedangkan  dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, dimensi kelembagaan dan dimensi teknologi masih tergolong tinggi dalam mendukung keberlanjutan pertanian.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H