Mohon tunggu...
Rafael Satrio Anfrino
Rafael Satrio Anfrino Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang manusia dengan gender laki-laki, senang bermain basket, sekolah di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan, Magelang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaum LGBT juga Manusia

3 September 2022   08:22 Diperbarui: 3 September 2022   08:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) menjadi kasus yang marak terjadi dan banyak dibahas di seluruh dunia. LGBT merupakan sebuah penyimpangan seksual dimana pada kodrat aslinya manusia harusnya bereproduksi dengan lawan jenis, tapi LGBT mengesampingkan hal tersebut. Banyak negara maju yang sudah mengizinkan adanya LGBT seperti Amerika, Belanda, Swiss, Taiwan, Thailand, dan masih banyak lagi. 

LGBT bisa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal bisa berasal dari trauma mendalam yang dialami seseorang pada masa lalu, trauma bisa berasal dari kekerasan (bisa berupa fisik, atau bahkan pelecehan seksual) yang dialaminya yang terus diingatnya sampai dewasa. Faktor internal bisa berasal dari pola asuh orang tua, kesulitan ekonomi yang memaksa seseorang untuk menjual dirinya sendiri, dan faktor lingkungan bisa menjadi faktor yang berpengaruh. Pada masa masa sekarang kaum LGBT semakin percaya diri menampilkan dirinya sendiri, mereka bahkan mencoba untuk bertindak secara mendominasi. Sebenarnya hal ini bisa terjadi karena sebelumnya HAM dan KAM mereka tidak terpenuhi, mereka ditindas dan diasingkan dari masyarakat. 

HAM adalah hak yang melekat secara kodrat secara manusia dilahirkan. Dengannya setiap manusia seharusnya bisa mendapatkan kehidupan yang bebas dan bahagia. Namun dalam kasus ini, orang-orang yang mempunyai kecenderungan homoseksual malah mengalami perlakuan yang tak pantas, seperti bukan manusia. Mereka mendapat kekerasan dari orang lain, bahkan hampir mati. Mereka terus hidup dalam tekanan sehingga tidak mendapat yang kebebasan ataupun kebahagiaan yang seharusnya menjadi hak manusia. Hal ini berarti HAM milik orang-orang yang mempunyai kecenderungan LGBT tidak terpenuhi.KAM adalah kewajiban setiap manusia untuk memenuhi Hak Asasi Manusia lainnya. Dalam kasus ini, orang-orang yang memiliki kecenderungan homoseksual tidak memperoleh KAM yang seharusnya mereka dapatkan. Hal ini secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa masyarakat di sekitar orang-orang yang memiliki kecenderungan homoseksual tidak memenuhi KAM nya. 

Seharusnya mereka mengasihi dan mendampingi, bukan malah melukai dan menjauhi. Tetapi bukan berarti semua orang-orang homoseksual tidak memenuhi KAM nya, ada juga dari mereka yang mendapat perlindungan dan masih diakui martabatnya sebagai manusia di lingkungan masyarakat. Homoseksual muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. asal-usul psikisnya belum jelas sama sekali, berdasarkan kitab suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besar (bdk, Kej 19:1-29 ; Roma 1:24-27, 1 Kor 6 :10, 1Tim 1:10). Tradisi gereja selalu menjelaskan bahwa perbuatan homoseksual itu tidak baik (CDF, Perny. "Personal Humana", 8). Tidak baik karena menyeleweng dari hukum kodrat. Intinya gereja menerima orangnya, tapi tidak perbuatannya. 

Dari kasus LGBT ini kita bisa belajar bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama, kita sebagai masyarakat harusnya berbelarasa terhadap apa yang mereka rasakan. LGBT memang bukan  tindakan yang sesuai dengan moral bangsa kita, namun bukan berarti kita bisa menyakiti mereka. Keterbukaan dengan sesama, saling merangkul, dan mengerti satu sama lain merupakan kunci dari permasalahan LGBT ini. Temukanlah Tuhan di setiap kegiatan yang kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun