Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Singkat Desa Tinoor

30 Juni 2023   16:04 Diperbarui: 30 Juni 2023   16:14 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Singkat Desa Tinoor 

(Mikael Ekel Sadsuitubun-Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng)

 Pada akhir abad ke-18, Mayoor Sahiri Parengkuan merupakan kepala Walak Kakaskasen yang berkedudukan di Lotta-Kali (kini kecamatan Pineleng). Ia seringkali melihat dua orang Tontemboan dari Tolok (desa di Kawangkoan), yang bernama Lumingkewas dan Rantung. Mereka berdua kerap melewati wilayah Kerajaan Lotta untuk pergi ke Manado, mengambil garam (mendonasin atau maasin) yang pada waktu itu memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Meskipun situasi pada masa itu begitu rawan, seperti aksi pembegalan dan pengayuan (pemenggalan kepala), namun hal itu tidak menyurutkan nyali kedua orang itu untuk pergi ke Manado. Mayor Sahiri yang pada masa itu suka mengumpulkan orang-orang sakti untuk melawan suku Bantik, akhirnya memanggil kedua orang Tontemboan tersebut. Ia mengadakan pembicaraan dengan mereka dan terjadilah suatu kesepakatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun