Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsekuensi Logis dari Pandangan Antroposentrisme

20 Mei 2023   06:46 Diperbarui: 20 Mei 2023   06:48 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Konsekuensi Logis dari Pandangan Antroposentrisme

(Mikael Ekel Sadsuitubun-Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado)

          Tidak bisa disangkal bahwa penekanan antroposentrisme yakni hanya manusia yang memiliki pada dirinya dan karena itu alam bisa diekspoitasi sesuai kehendak manusia atas dasar pemenuhan hidup manusia, telah membawa dampak yang buruk bagi keutuhan alam ciptaan. Alam telah dikeruk sesuai kehendak manusia - sekali lagi atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup manusia - dan hal itu, dalam pandangan antroposentrisme, bukanlah suatu pelanggaran terhadap hak asasi alam.

          Pemahaman ini telah menyebabkan pencemaran dan pengrusakan yang sedemikian parah terhadap lingkungan hidup. Isi bumi dikeruk habis-habisan. Hutan-hutan digunduli agar dibuka lahan pertanian (lebih tepatnya lahan yang menghasilkan sumber baku bagi perusahaan tertentu yang hanya menguntungkan sebagian orang; kebutuhan ekonomi) sehingga menyebabkan segenap satwa kehilangan habitatnya. Selain itu, pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan hidup menyebabkan beberapa spesies makhluk hidup yang terancam punah. Kepunahan spesies mahluk hidup tersebut diperparah dengan perburuan-perburuan liar yang pada dasarnya dilandasi oleh kebutuhan dan motif ekonomis (nilai jual dari binatang yang diperoleh). 

         Kita tidak bisa menutup mata bahwa telah terjadi pencemaran dan pengrusakan yang begitu besar terhadap lingkungan hidup. Alam dirusak sedemikian rupa. Banyak perusahaan besar yang demi mendapatkan bahan baku sebagai sumber utama dalam produksi maka alam dikeruk secara besar-besaran. Demikian juga limbah-limbah dari pabrik-pabrik yang beroperasi tidak diolah secara benar melainkan dibuang begitu saja ke sungai atau ke laut sehingga merusak ekosistem di mana limbah tersebut di buang. Pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan hidup diperparah dengan rendahnya kesadaran akan betapa pentingnya lingkungan hidup bagi makhluk hidup. Pohon-pohon ditebang, sampah-sampah dibuang sembarangan sehingga memberi kesan bahwa bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah.         

         Fenomena penceraman dan pengrusakan lingkungan hidup adalah konsekuensi logis dari pandangan antroposentrisme. Ketika alam tidak dipahami secara tepat maka tindakan kita terhadap alam pun tidak benar. Alam yang tidak dipahami dengan benar sebai rumah tempat tinggal semua makhluk telah dipersempit menjadi hanya milik manusia dan karena itu berhak untuk mengaturnya seturut kehendaknya sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun