Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado dan Politeknik Negeri Ambon

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Asal Mula Kejahatan Menurut Chu Hsi dan Kaitannya dengan Kebaikan

10 April 2023   07:21 Diperbarui: 22 April 2023   07:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Asal Mula Kejahatan Menurut Chu Hsi dan Kaitannya dengan Kebaikan!

(Mikael Ekel Sadsuitubun-Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Manado)

Kodrat Manusia dan Sumber Kejahatan

                Untuk menjelaskan kodrat manusia dan dari mana sumber kejahatan, Chu Shi mengadopsi teori kosmologi Yin-Yang dan lima elemen  atau unsur kedalam filsafatnya, untuk menjelaskan asal dan usul struktur dunia, karena umumnya diterima bahwa melalui aktivitas Yin-Yang lima elemen dihasilkan dan melalui daya dari lima elemen itu segala sesuatu dalam dunia mendapatkan eksistensinya. Konsep ini kemudian dihubungkan dengan kejahatan.  Chu Shi berpendapat bahwa T'ai Chi hanya dapat merupakan sumber dari kebaikan tertinggi. Setiap person memiliki dalam dirinya the great ultimate dan begitu juga setiap makluk dan benda. Karena prinsip lebih fundamental dari bahan material, kebaikan kodrat manusia lebih primer sedangkan kecenderungan manusia pada kejahatan bercorak sekunder. Pada manusia, seperti juga pada benda-benda, prinsip menyatu dengan bahan material dan karena itu kebaikan tercampur dengan kejahatan. Namun kodrat manusia identik dengan prinsip yang tidak lain dari Jen. Bahan material membentuk kodrat sekunder. Karena Jen merupakan basis, maka mengatasi kejahatan tergantung pada kultivasi dan pengembangan Jen melampaui kodrat sekunder. Artinya selama manusia mengutamakan kodrat sekunder atau kepentingan material, selama itu pula seseorang dikuasai oleh kejahatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun