Mohon tunggu...
Rafael Ludwig Yoga
Rafael Ludwig Yoga Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris tahun pertama, Seminari Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pemuda Cari Tuhan

27 September 2024   09:11 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:19 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : SMA Seminari Mertoyudan

Menjadi seorang remaja Katolik, kehidupan menggereja merupakan hal yang cukup sulit dilakukan di zaman sekarang. Banyak pemuda dan pemudi, yang merasa bahwa kehidupan menggereja bukanlah sesuatu yang penting. Lantas bagaimana dengan remaja-remaja yang memiliki nama "seminaris"?  Remaja-remaja ini merupakan kumpulan remaja, yang menyadari dirinya, merupakan seorang yang terpanggil untuk hidup sebagai seorang selibat. Lalu, bagaimana kehidupan seminaris itu?

Saya merupakan seorang seminaris tahun pertama, di SMA Seminari Menengah St. Petrus Mertoyudan, Magelang. Saya sudah hidup di rumah baru saya ini, selama 2 bulan. Banyak sekali pengalaman baru, yang sebelumnya belum saya dapati di kehidupan saya. Banyak habitus baru yang saya rasakan di tempat ini. Lalu, bagaimana saya bisa terdampar di tempat ini? 

Hidup gereja, sudah sangat dekat dalam hidup saya. Sehingga, saya menyadari diri, ingin menjadi seorang pastor. Ibu saya yang mengetahui saya memiliki niat untuk menjadi seorang selibat, dengan sigap langsung membantu saya dalam menanggapi panggilan tersebut. Saya didaftarkan  pada Seminari Mertoyudan, sehingga akhirnya diterima di tempat ini.

Pekan pertama di rumah formatio ini, menjadi tantangan bagi saya, untuk survive di tempat ini. Kebiasaan rohani, kehidupan mandiri, dan kehidupan berkomunitas di tempat ini, merupakan hal baru, yang harus saya telan dan hadapi. Pergulatan langsung saya alami pada saat itu. "Mau keluar, atau lanjut ya?" Pertanyaan yang selalu muncul dalam benak saya. Namun, pemikiran untuk tidak ingin mengecewakan orang yang sudah berharap, juga berperang dalam benak saya. Dinamika angkatan yang unik, menambah kelucuan tersendiri bagi kami. Menangis di kamar mandi, merengek ingin pulang, sampei tidak mau makan, menemani dinamika kami di awal perjumpaan kami di Seminari ini. 

2 bulan sudah saya berada di rumah baru saya ini. Dinamika yang sudah membaik, dan adaptasi pada kebiasaan baru yang sudah mulai tumbuh, mulai saya rasakan pada diri saya. Panggilan, tentu saja juga mengalami pasang dan surut, sama seperti yang saya rasakan pada kali ini. Harapannya, saya dan kawan-kawan angkatan 113 ini, dapat berdinamika dengan semakin membaik. Kamilah pemuda-pemuda yang berani menjawab panggilan Tuhan, apakah kalian sudah berani dalam menjawab panggilan yang Tuhan beri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun