Wonotingal (2022) tepat minggu ke III pelaksanaan KKN Tim II Periode 2021/2022, mahasiswa KKN mulai menjalankan beberapa program kerja yang sudah disusun. Salah satu program kerja monodisiplin yang disusun oleh Rafaella Chandraseta Megananda mahasiswa S1 Teknologi Pangan mengangkat tema peningkatan konsumsi buah dan sayur bagi anak. Pelaksanaan program kerja ini dilatar belakangi oleh adanya fenomena anak cenderung sulit mengonsumsi buah dan sayur dikarenakan rasanya yang kurang menarik. Beberapa faktor lain yang menjadikan anak tidak suka mengonsumsi buah dan sayur adalah faktor orang tua yang tidak memberikan dukungan sepenuhnya pada anak.
Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Wonotingal dengan target sasaran anak usia 10-11 tahun yaitu kelas 4 SD. Berdasarkan hasil survey awal menunjukkan bahwa anak kelas 4 di SDN Wonotingal hanya 10% yang mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, sisanya sangat jarang bahkan tidak pernah mengonsumsi buah dan sayur. Alasan yang paling banyak disampaikan oleh anak-anak tersebut karena buah dan sayur memiliki rasa dan tekstur yang tidak enak. Jika dihadapkan dua pilihan antara konsumsi kripik kentang dengan buah apel, mereka cenderung memilih keripik kentang dibandingkan buah apel.
Mengubah pola kebiasaan dalam hidup sehari-hari bukan suatu hal yang mudah. Diperlukan waktu yang cukup panjang agar terjadi pola kebiasaan baru. Adanya dukungan dari orang-orang terdekat dapat memicu munculnya pola kebiasaan baru pada anak-anak. Berdasarkan latar belakang fenomena yang terjadi, maka mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro berupaya untuk memberikan pengetahuan baru pada anak sehingga nantinya dapat memunculkan pola kebiasaan baru pada anak dalam konsumsi buah dan sayur.
Rangkaian kegiatan berupa kegiatan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai manfaat buah dan sayur. Selain itu mahasiswa juga memberikan replika berupa produk olahan buah dan sayur berupa jus. Produk jus dipilih karena tersedia di pasaran dalam jumlah yang melimpah selain itu mudah diolah. Proses pembuatan jus tidak menggunakan suhu yang terlalu tinggi sehingga diharapkan kandungan gizi pada jus tidak terlalu mengalami perubahan. Tahap terakhir dalam kegiatan ini dilakukan monitoring mengenai produk olahan buah dan sayur yang sudah dikonsumsi oleh anak-anak selama 1 minggu. Berdasarkan hasil monitoring menunjukkan bahwa pengetahuan dasar yang sudah diberikan oleh mahasiswa KKN dapat diterima oleh anak-anak, hal ini dibuktikan dengan bermunculan produk olahan buah dan sayur yang sudah mereka konsumsi selama 1 minggu. Melalui kegiatan ini diharapkan kerja sama dari beberapa pihak termasuk orang tua, guru dan penjual kantin agar terus mendukung keberlanjutan program ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H