SEMARANGÂ --- Keamanan Kota Semarang belakangan ini menjadi sorotan sejak terjadinya kasus pembacokan liar yang diketahui mengambil nyawa seorang mahasiswa Udinus bernama M. Tirza pada Selasa (17/09/2024) pukul 03.00 WIB.Â
Tindakan kriminal tersebut merupakan aksi gangster yang dikenal dengan sebutan "kreak" yang telah menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah keresahan masyarakat.Â
Peningkatan aksi kreak ini menimbulkan kewaspadaan masyarakat, terutama mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dalam beraktivitas di luar tempat tinggal. Fenomena ini memicu perubahan signifikan pada kebiasaan dan gaya hidup mereka, terutama aktivitas di luar kos atau tempat tinggal pada malam hari.
Sebagai mahasiswa, sudah menjadi hal yang normal untuk berkegiatan di malam hari, seperti mengerjakan tugas akademik, kegiatan organisasi, membeli makanan, atau bahkan hanya sekadar jalan-jalan menikmati waktu malam.Â
Berdasarkan survei yang kami lakukan, data memperoleh jumlah mahasiswa yang berkegiatan pada malam hari pukul 21.01 -- 00.00 WIB menghasilkan angka sebanyak 54,5%, yang artinya mahasiswa Undip sering berkegiatan pada malam hari.
 Tipe kegiatan yang kerap dilakukan oleh mahasiswa adalah kerja kelompok, rapat, berkumpul bersama teman, dan kegiatan-kegiatan informal lainnya. Tak jarang, mahasiswa Undip juga menggunakan waktu di malam hari untuk me-time.Â
Intensitas kekhawatiran mahasiswa Undip terhadap munculnya fenomena kreak ini tergolong cukup tinggi. Berdasarkan data yang kami peroleh, 62,7% mahasiswa Undip merasa sangat khawatir dengan hadirnya kreak di sekitar mereka.Â
Kekhawatiran ini muncul dikarenakan maraknya berita kekerasan yang dilakukan oleh para kreak tersebut. Selain itu, para kreak juga tidak segan untuk menghabisi nyawa seseorang yang baru saja mereka temui. Salah satu korban dari kesadisan kreak tersebut adalah M. Tirza (21), salah seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).Â
Ia dibacok hingga tewas ketika sedang melintasi Jalan Kelud Raya, pada hari Selasa (17/09/2024). Tentu saja kejadian tersebut semakin memicu rasa kekhawatiran mahasiswa Undip, terutama mereka yang sering berkeliaran saat malam hari.Â
Mendengar berita yang beredar belakangan ini, intensitas aktivitas mahasiswa di malam hari mengalami penurunan. Dibandingkan dengan kategori lainnya, jumlah responden yang jarang beraktivitas pada malam hari jauh lebih dominan.Â
Hal ini berdasarkan survei yang telah kami lakukan sebelumnya, sebanyak 72,9% responden jarang beraktivitas pada malam hari. Persentase tersebut menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan dalam pola kegiatan mahasiswa di malam hari yang sebelumnya lebih dinamis.Â