Mohon tunggu...
Rafael Bima Bintang Radytya
Rafael Bima Bintang Radytya Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah

Seorang Kanisian

Selanjutnya

Tutup

Seni

Terkadang Terlalu Pintar Ada Dampak Buruknya - Album Djesse Vol. 4 Jacob Collier

15 November 2024   07:16 Diperbarui: 15 November 2024   07:18 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jacob Collier adalah salah satu musisi paling inovatif dan multi-talenta di era modern ini. Dengan kemampuan luar biasa dalam bermusik, menciptakan, dan mengaransemen, Collier telah mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Namun, album terbarunya, Djesse Vol. 4, telah menimbulkan sejumlah pertanyaan dan kritik dari penggemar dan kritikus musik. Meski mendapatkan sambutan hangat di awal keluarnya, ada pandangan bahwa album ini mungkin tidak sekuat karya-karya sebelumnya, bahkan ada yang berpendapat bahwa kualitas album ini lebih rendah dibandingkan album-album sebelumnya.

Sebelum masuk kedalam pembahasan Djesse Vol. 4, penting untuk melihat kembali ke album-album sebelumnya dalam seri Djesse, terutama Djesse Vol. 1, Vol. 2, dan Vol. 3. Album-album ini menunjukkan kecakapan Jacob Collier dalam menggabungkan berbagai genre musik, harmoni kompleks, dan teknologi canggih dalam proses pembuatan musik. Di setiap album, Collier membawa elemen jazz, funk, soul, klasikal, serta eksperimen vokal yang sangat berani.

Djesse Vol. 1 misalnya, dipenuhi dengan harmoni vokal dan soundscapes yang kaya, sementara Vol. 2 lebih berfokus pada produksi musik yang lebih campuran dengan penggunaan instrumen yang lebih luas. Album ini juga memiliki salah satu lagu paling terkenal dan sulit dipercaya betapa bagusnya yakni aransemen "Moon River" miliknya. Vol. 3 melanjutkan eksplorasi dengan gaya yang lebih eksperimental dan intens serta lebih elektronik, menggabungkan berbagai genre secara lebih mulus. Karya-karya sebelumnya menunjukkan kemajuan artistik yang nyata, membawa Collier sedang berada pada puncak kreativitasnya. 

 


Jacob Collier membuka bagian terakhir dari proyek ambisiusnya dengan Djesse Vol. 4, tapi sayangnya, album ini menunjukkan gejala yang sama dengan sebagian besar karya-karyanya dalam beberapa tahun terakhir: terlalu banyak ide yang dicampur aduk, sehingga hasilnya malah membingungkan. Lagu "100,000 Voices", seperti yang bisa ditebak dari judulnya, adalah contoh paling jelas dari ini. Lagu ini terasa seperti mashup kacau dari berbagai rekaman pertunjukan langsung Collier yang mencoba membentuk paduan suara spontan dari audiensnya, ditambah dengan synth pad yang berlebihan dan suara yang mirip musik gereja yang aneh. Ada juga intro yang terlalu bombastis dan bahkan metal breakdown yang terasa aneh, sampai-sampai membuat pendengar merasa mual. 

Walaupun tidak bisa dihindari bahwa Jacob Collier memiliki banyak ide bagus, "100,000 Voices" justru menunjukkan bahwa semakin banyak ide yang ia masukkan, semakin kacau dan tidak terarah hasilnya. Begitu juga dengan lagu "Box of Stars", yang berdurasi 11 menit dan terbagi menjadi dua bagian. Lagu ini berpindah-pindah dari beat trap yang tidak jelas ke solo gitar Steve Vai yang aneh, membuat seluruh lagu terasa seperti berputar-putar terbawa angin tornadi. Terkadang, musik Collier bisa jadi pusing dan membingungkan, tetapi di waktu lain, itu bisa menjadi hal paling menakjubkan yang pernah dunia dengar.  Album Vol. 4 jika dibandingkan album lainnya akan terasa tidak punya arah.

Namun, tidak semua trek di album ini terasa kacau. Single sebelumnya seperti "Never Gonna Be Alone" berhasil berkat perubahan chord yang funky dan keunikan teoritis yang tetap memberi ruang bagi keindahan vokal Lizzy McAlpine dan solo gitar John Mayer yang sederhana. "Cinnamon Crush" juga berhasil dengan rencana yang serupa, membawa kesederhanaan yang membawa keindahan. Bahkan, "WELLLL", yang pada awalnya terdengar seperti ide gila yang berlebihan, justru berhasil karena hanya menggabungkan satu ide aneh pada satu waktu, dan itu berhasil dengan sangat baik.

Djesse Vol. 4 menunjukkan Jacob Collier mencoba berbagai eksperimen musikal yang terkadang menghasilkan hasil yang kacau dan membingungkan. Hal itu diakibatkan oleh dirinya yang terlalu paham teori musik sehingga beberapa lagu-lagunya hanyalah semacam tech demo untuk memperlihatkan beragam pengaplikasian teori musik. Ya, terkadang terlalu pintar ada efek buruknya. Meskipun begitu, beberapa lagu masih berhasil dengan pendekatan yang lebih sederhana dan terfokus, memperlihatkan potensi kreativitasnya yang tetap kuat.

Sumber:
- https://www.sputnikmusic.com/review/88274/Jacob-Collier-Djesse-Vol.-4/#google_vignette
- https://www.theguardian.com/music/2022/nov/26/jacob-collier-stormzy-djesse-interview

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun