Mohon tunggu...
Rafael Agustino
Rafael Agustino Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya Rafael Agustino Afandhi Putra Memiliki hobi bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyesal Bermain Game di Warnet

1 November 2023   21:08 Diperbarui: 1 November 2023   21:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada Saat kelas 4 SD aku dimasukkan ke TPA karna bermain game di warnet. Sebelum dimasukan ke TPA dulu aku mengaji di sekolah Saat Kelas 3 SD. Saat kelas 3 SD aku sering cabut ngaji untuk main game di warnet

Dulu abangku juga sering cabut untuk bermain - main di pasar. Ketika abangku lagi keliling pasar dan dia di ajak oleh temannya untuk bermain game di warnet. Saat dia masuk ke dalam warnet ternyata dia melihat aku yang sedang bermain warnet lalu dia berkata "siapa yg mengajarimu bermain warnet" lalu aku menjawab " yang mengajari aku bermain warnet adalah temanku yang bernama Farhan". Lalu Abangku melarangku Untuk bermain warnet, dan sejak itupun aku tobat bermain warnet.

Saat Kelas 3 Semester 2 aku mendapatkan teman baru yang bernama Nabil. Tepat pada hari Selasa aku mengaji jam 14.00 WIB, pas aku Sedang menghafal tahfidz Nabil datang lalu memukul kaca kelas untuk memanggilku. Lalu aku meminta izin kepada ustadz untuk izin menemui temanku (Nabil). Dan dia berkata "tidak usah mengaji mending bermain ke pasar dengan ku". Lalu aku menjawab "aku sudah di larang bermain warnet sama Abang ku" setelah itu Nabil berkata "biar aku yang bayarin", dengan mendengar kata kata yang sangat mulia itu dengan bodohnya aku mengikutinya. Sampai di tempat warnet ternyata kata kata mulia yang aku dengar tadi hanyalah omong kosong. Ujung ujungnya aku bayar sendiri. Lama kelamaan aku kecanduan bermain warnet.

Pada 2 minggu sebelum ujian semester 2, aku dengan Nabil bermain warnet di dekat balai-balai, saat aku sedang main ternyata yang punya warnet adalah teman abang ku. Lalu dia melaporkan kepada Abangku kalau aku sedang bermain warnet. Tidak lama kemudian Ayahku datang sambil membawa ikat pinggang, lalu dia menarik telingaku sampai keluar dan mencambukku sampai aku menangis, semua orang yang ada di warnet ketawa melihatku dan aku disuruh pulang. Sampai di rumah Ayahku bertanya "ada kamu mengaji tadi" dengan nada yang tinggi, lalu aku menjawab "fa selesai mengaji langsung ke warnet" lalu ayahku menelfon ustadz ternyata ustadz aku melaporkan kepada ayahku kalau aku sering cabut mengaji. Akhirnya ayahku yang mengetahui lalu dia marah dan menghukumku.

Dia menyuruhku untuk berdiri satu kotak lantai dengan 1 kaki dan ke 2 tangan memegang telinga. Sejak saat itu aku tidak berani lagi untuk bermain game di warnet. Dan aku dimasukan ke dalam TPQ.

Amanat yang dapat di ambil adalah kita tidak boleh cabut saat jam pelajaran dan kita tidak boleh berbohong kepada orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun