Mohon tunggu...
Rafael Russell Effendi
Rafael Russell Effendi Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Multitasking Sebenarnya Efektif?

11 September 2023   22:12 Diperbarui: 11 September 2023   22:16 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahu gak sih selama ini, beberapa dari kita yang memiliki kebiasaan mengerjakan beberapa tugas sekaligus seperti membaca sambil mendengarkan musik atau menonton TV saat menyelesaikan pekerjaan. Hal ini disebut sebagai orang yang melakukan banyak tugas sekaligus (multitasking).

Multitasking dapat menyelesaikan dua tugas sekaligus dengan cara membagi fokus kita terhadap dua tugas yang berbeda. Kita pun kerap menerapkan hal ini karena kita menganggap bahwa dengan melakukan ini, kita akan lebih cepat menyelesaikan tugas. Namun menurut seorang peneliti dalam bidang psikologi, Thomas Lehman berpendapat bahwa sebenarnya kita tidak pernah melakukan multitasking. Menurut  Mungkin seseorang sedang membaca sambil mendengarkan musik, tetapi sebenarnya otak hanya dapat fokus pada satu tugas. Membaca kata-kata dalam buku akan membuat Anda mengabaikan beberapa kata dalam musik. Ketika orang berpikir bahwa mereka sedang menyelesaikan dua tugas yang berbeda dengan efisien, sebenarnya yang mereka lakukan adalah membagi perhatian mereka. Ketika mendengarkan musik, orang menjadi kurang mampu untuk fokus pada lingkungannya. 

Earl Miller, seorang ahli dari Massachusetts Institute of Technology, mempelajari korteks prefrontal, yang mengendalikan otak saat seseorang melakukan multitasking. Ia ingin melihat lebih jauh apakah korteks benar-benar memproses informasi tentang dua tugas yang berbeda secara bersamaan. Dia merancang sebuah eksperimen di mana ia memberikan stimulus visual kepada subjeknya dalam cara yang meniru multitasking. Miller kemudian melampirkan sensor ke kepala pasien untuk mengambil pola listrik dari otak. Sensor ini akan menunjukkan apakah neuron otak benar-benar memproses dua tugas yang berbeda. Yang dia temukan adalah bahwa neuron otak hanya menyala di area tunggal satu per satu, dan tidak pernah secara bersamaan. Hal ini telah membuktikan bahwa otak hanya bisa fokus terhadap satu tugas dimana neuron otak hanya menyala di area tunggal satu per satu dan tidak bisa menyala secara bersamaan.

Davis Meyer, seorang profesor di University of Michigan, juga mempelajari mengenai efisiensi multitasking dalam eksperimen serupa. Ia meminta subjeknya untuk menyelesaikan soal matematika dan mengklasifikasikan kata-kata sederhana ke dalam kategori yang berbeda secara bersamaan. Dalam eksperimen ini, ia menemukan bahwa ketika kita mereka mencoba melakukan tugas secara bersamaan, dan kedua tugas akhirnya diselesaikan, secara keseluruhan, tugas tersebut membutuhkan lebih banyak waktu daripada jika seseorang fokus pada satu tugas satu per satu. Sebuah penelitian yang berbeda menemukan bahwa pekerjaan yang berbeda secara bersamaan mungkin benar-benar menghemat waktu. Namun, meskipun mereka lebih cepat, itu tidak berarti mereka lebih efisien. Selain tidak efisien, terdapat dampak negatif lainnya seperti kualitas pekerjaan menurun, kurangnya kreativitas, mudah lelah dan stres, dan mengganggu daya ingat

Jadi bisa disimpulkan kalau sebenarnya lebih baik kita fokus terhadap 1 hal atau tugas terlebih dahulu daripada melakukannya secara bersamaan dikarenakan otak kita akan bekerja lebih baik jika kita hanya fokus terhadap 1 hal. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kinerja kita misalnya dalam tugas, kita harus mulai merubah kebiasaan kita dengan berfokus terhadap satu hal terlebih dahulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun