Dunia menjadi fana sejak Ku_dibumikan
Detak pada detik bergilir, momen bergantian
Derasnya hujan sampai lembutnya rintik, pelangi dijadikan
Keindahan nampak pada tempatnya
Mentari itu pagi yang punya
Senja, sore miliknya
Hingga batas hari, malam, rembulan mencintainya
Lupa, ada siang, teriknya selalu dikeluhkan
Hingga pada tempatnya ku_bertemu
Sosok indah mengelak segala semu
Tidak ada yang sempurnya, katanya
Nyatanya berbeda, kamu istimewa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!