Kesuksesan : Menerobos Dinding Keterbatasan
Kerap kali berkecimpung dalam pikiran setiap individu mengenai kesuksesan. Setiap orang yang hidup dan berkembang sejak dari dalam keluarganya, telah dinasehati, diajari agar kelak menjadi pribadi yang sukses.
Demikian adanya sekolah-sekolah dengan beragam jenjangnya mendidik pribadi untuk memiliki wawasan dan karakter yang baik. Setiap sekolah dengan polarisasi di dalamnya berharap agar para didikannya tumbuh menjadi pribadi yang sukses.
Kesuksesan, kemapanan seseorang perlu dibekali sejak dini. Akan tetapi apa yang dibekali, apa yang dimapankan di dalam diri tidak menjadi satu-satunya prosedur kesuksesan.
Dalam mengapai kesuksesan, manusia sering kali berhadapan dengan berbagai konflik. Kerap kali konflik yang menjadi halangan bagi manusia ialah 'keterbatasan'.
Keterbatasan terdiri dari keterbatasan internal maupun eksternal. Keterbatasan internal merujuk pada kemampuan, kemauan, tekad dan niat seseorang. Sedangkan keterbatasan eksternal merujuk pada ekonomi, perhatian baik keluarga, maupun pemerintah yang tidak menjamin.
Terlepas dari keterbatasan eksternal. Keterbatasan internal selalu menjadi sebagian alasan seseorang menjadi down. Menyerah karena tidak mampu bersaing secara intelektual, tidak adanya kemauan, tekad, dan niat dari dalam diri.
Pada dasarnya kesuksesan seseorang tidak terletak pada apa yang ada "diluar dirinya" tetapi apa yang ada "dalam dirinya". Keluarga menaruh perhatian, tetapi akan menjadi nihil jika tidak ada kemauan.
Sekolah akan memfasilitasi, mengasah intelektualitas juga akan nihil jika tidak adanya tekad dan niat. Kesuksesan, memiliki masa depan yang baik akan ada jika kita mampu menerobos dinding keterbatasan.
Dalam menerobos dinding keterbatasan, diperlukan suatu niat yang memadai. Jika tidak tahu maka cari tahu, jika kurang mampu maka mampukan, jika malas maka rajinkan.