Papua memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hal ini memicu meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Papua.
Ekonomi Papua pada Triwulan III tahun 2021 tumbuh sebanyak 14,54 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi di Indonesia dan berada jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 3,51 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Papua Naek Tigor Sinaga menilai Papua jadi katup pengaman ekonomi nasional.
Papua dengan sumber daya alam yang melimpah, pertumbuhan ekonomi nasional yang pesat  menarik banyak minat para tikus untuk mencuri keju. Telah kita kenal dan tidak asing lagi yang namanya korupsi.
Korupsi merupakan suatu tindakan sesuka hati yang biasanya dilakukan para pejabat, mengunakan jabatannya. Jabatan yang diberikan oleh masyrakat untuk bertindak sesuka hati.
Para koruptor mengunakan kekuasan untuk merampas hak milik orang lain secara sembunyi-sembunyi.
Papua dengan pertumbuhan perekonomian melampaui pertumbuhan perekonomian nasional di satu sisi sangat membanggakan. Akan tetapi, hal ini justru menggiurkan bagi para pejabat-pejabat dari berbagai kalangan untuk mencari keuntungan pribadi, dengan melalui jalur yang tidak bermoral (korupsi).
Di tengah masa pandemik, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua menangani enam kasus dugaan korupsi berstatus penyidikan selama tujuh bulan terakhir. Total kerugian negara mencapai sekitar Rp 270 miliar.
Papua juga yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat akan tetapi realitanya masih tertinggal jauh dari pertumbuhan itu. Orang-orang Papua sendiri masih hidup di atas garis kemiskinan.
Tingkat kemiskinan di Papua masih jadi yang tertinggi di Indonesia per Maret 2021. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di provinsi paling timur tersebut mencapai 26,86% atau 920 ribu jiwa dari total penduduk. Artinya, lebih dari seperempat penduduk di Bumi Cenderawasih hidup di bawah garis kemiskinan.
Papua memiliki kekayaan alam yang melimpah dan pertumbuhan ekonomi yang melampaui perekonomian nasional masih hidup dalam lingkaran kemiskinan.