"Bagaimana perasaanmu ketika kamu telah berjuang mati matian, dipenjara berkali kali, jarang menghabiskan waktu dengan keluarga, mengeluarkan keringat dan darah sampai titik terakhir demi bangsa dan negara. Tetapi jasa dan namamu tidak dikenali generasi penerus bangsa dan cenderung dilupakan begitu saja?. Itu adalah pertanyaan yang pertama kali terbesit dipikiranku ketika ingin menulis artikel ini.
Negara kita telah 76 tahun merdeka, kemerdekaan itu lahir dari perjuangan tanpa mengenal lelah dari para pahlawan. Mereka menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan doanya agar kelak generasi mendatang yaitu kita dapat hidup dengan nyaman dan tenang. Setelah perjuangan mereka telah berhasil, apa yang dapat kita "persembahkan" kepada mereka sebagai ganti dari pengorbanan yang telah dilakukan kepada kita?
Ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang", sehingga menurutku kita belum bisa mengaku sayang dan cinta kepada Indonesia jika belum mengenal dan mengetahui apa dan siapa saja yang terlibat dalam sejarah Indonesia hingga seperti sekarang ini.
Kita memang sering mendapat pelajaran sejarah di sekolah. Kita diberikan informasi tentang suatu kejadian di waktu tertentu pada masa lalu. Setelah itu, kita diminta untuk menghafalkan nama dan tanggal kejadian tersebut dan menjawabnya di ujian. Dari situ kita bisa dibilang "mengenal" sejarah, namun tujuan yang sesungguhnya adalah agar kita"memahami" esensi dan makna dari sejarah tersebut, tidak hanya bersifat tekstual tapi juga kontekstual.Â
Dari pemahaman akan sejarah itu, kita dapat memetik pelajaran di masa lalu yang bisa kita terapkan di masa kini dan masa depan. Sehingga kita tetap bisa meneruskan semangat dan perjuangan para pahlawan yang telah disesuaikan dengan tantangan di masa kini.
Seperti kata Nurcholish Madjid di dalam bukunya yang berjudul Banyak Jalan Menuju Tuhan, "Ungkapan sehari-hari belajar dari sejarah adalah suatu truisme yang amat penting. Permulaan hancurnya seseorang, suatu kelompok, atau bangsa ialah kalau yang bersangkutan itu tak lagi mau belajar dari sejarah".
Belajar dari sejarah selain untuk menjadi pegangan dan landasan untuk menghadapi masa depan. Juga merupakan salah satu bentuk cara untuk menghargai jasa para pahlawan. Menurutku, itu termasuk etika dalam kehidupan bernegara. Aku yakin, mereka akan senang jika kita mengenal nama dan jasa mereka. Lebih dari itu, jika kita mengenal dan memahami pemikiran dan prinsip prinsip moral mereka lalu menerapkannya di diri pribadi kita.
Kita bisa mempelajarinya dengan membaca buku biografi para pahlawan seperti Bung Karno, Hatta, Sutan Sjahrir, dan lain lain. Atau kita juga bisa menonton film film kemerdekaan. Tidak hanya pahlawan nasional, kita juga harus belajar dari tokoh pahlawan internasional seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Badshah Khan, dll. Semakin kaya pengetahun kita tentang sejarah akan semakin baik.
Tujuan dari belajar sejarah yang paling utama adalah menumbuhkan sikap mental yang tangguh dan pantang menyerah, disiplin, moralitas yang tinggi, dan senantiasa berjuang atau menyuarakan kebenaran dan kebaikan.
Setelah kita belajar dari sejarah, diharapkan kita dapat melakukan upaya untuk berkontribusi kepada Indonesia dengan sekecil apapun sehingga suatu saat nanti nama kita juga akan tercatat di dalam sejarah dan dikenali oleh generasi selanjutnya. Seperti kata Chairil Anwar di dalam puisinya yang berjudul Karawang Bekasi mengenai pahlawan yang telah tiada, "kenang-kenanglah kami, teruskan-teruskan jiwa kami."