Mohon tunggu...
Rafael Setyawan
Rafael Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

presepsi masyarakat Indonesia menggenai tato

26 Maret 2021   00:30 Diperbarui: 20 April 2021   00:37 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tatto atau rajah merupakan sebuah tanda, dengan memasukan pigmen kedalam kulit seseorang, tatto sendiri di ambil dari bahasa inggris, sedangkan rajah merupakan implementasi pigmen mikro kedalam tubuh. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Tatto atau Rajah merupakan, gambar atau lukisan yang dilakukan dengan menggunakan media bagian tubuh seseorang, untuk menghasilkan sebuah seni. Pada jaman sekarang ini banyak anak muda yang menggemari seni tattoo ini dengan berbagai macam alasan seperti kisah hidupnya, memperkenalkan dirinya dengan menggunakan tatto yang dibuatnya, dan ada juga yang hanya mengikuti trand.

Tatto sendiri telah banyak digunakan diberbagai negara seperti Afrika, Indonesia, Filipina, dan juga Jepang. Tatto dari berbagai macam negara memiliki pandangan yang berbeda untuk menunjukan sbeuah tanda contohnya pada Yakuza, meimiliki tatto yang bergambarkan ikan koi. Namun di negara Indonesia sendiri masih banyak orang yang beranggapan bahwa tatto merupakan sebuah identitas dirinya sebagai pelaku dari tindakan kriminal.

Tatto sendiri mempunyai pandangan yang buruk terhadap banyak orang, diantaranya para orang tua. Banyak orang tua yang berpandangan bahwa tatto merupakan tindakan kriminal, dan akan menyusahkan diri sendiri ketika ingin mencari kerjaan. Namun ada juga anak muda yang tidak menyukai tatto yang beranggapan bahwa tatto dapat merusak diri sendiri, karena mereka berargumen bahwa tinta yang digunakan dalam membuat tatto tidak steril untuk kulit manusia, bertatto bukan berarti pelaku dalam tindakan kriminal. Sebagian orang menganggap tatto sebagai sebuah seni, untuk mengapresiasikan seni ditubuhnya dalam sebuah kehidupan nyatanya.

Kebanyakan masyarakat melihat orang dengan badan yang penuh dengan tatto selalu dianggap sebagai pelaku dari tindakan criminal. Banyak masyarakat yang masih berpegang teguh pada ajaran yang lama bahwa tatto adalah tindakan dari kejahatan, Sebagian besar masyarakat melihat bahwa kebanyakan orang yang melakukan sebuah aksi criminal adalah orang yang mengguanakan tatto, namun dapat dilihat bahwa tatto adalah sebuah tradisi dimana beberapa suku menggunakan tatto  yang memiliki tanda atau symbol yang berbeda-beda menurut suku tersebut, seperti yang dibuat oleh suku Dayak, suku Mentawai, dan juga suku Moi.

Masyarakat kebanyakan memandang dari segi yang negative tanpa melihat hal positifnya, masyarakat berpandangan bahwa orang bertatto akan sulit dalam mendaptkan sebuah pekerjaan, dan tidak bisa sukses dengan menggunakan tatto, namun ada beberapa orang besar yang sukses dengan mengguanakan tatto, seperti Chef Juna dan ibu Susi Pudjiastuti, mereka adalah orang yang memiliki nama besar dan sukses dengan menggunakan tatto, ada juga pemain band lainnya yang dapat sukses dengan menggunakan tatto di badannya.

Pandagan tatto di Indonesai selalu di cap buruk oleh masyarakat karena, selalu menggambarkan tindakan pelaku dari aksi kriminal, akibat dari stigma yang di buat oleh masayarakat ini membuat kebudayaan nusantara menjadi sedikit melenceng, stigma yang dibuat oleh masyarakat adalah mengenai ciri-ciri dari preman  dari bentuk fisiknya yaitu dengan rambut yang gondrong dan   bertatto dan juga mengikuti pergaulan bebas, stigma ini yang membuat seni tatto dan kebudayaan di Indonesia menjadi berubah manjadi pelaku atau sosok dari kriminal.

Adapula beberapa orang yang menyukai seni tatto dan beranggapan bahwa dengan mengguanakan tatto berarti melestarikan kebudayaan Indonesia yang ada, tatto tidak mencerminkan prilaku dari setiap individu, namun pada jaman sekarang banyak anak muda yang telah mematahkan stigma dari masyarakat dengan mengguanakan tatto mereka dapat sukses, dengan kekreatifan mereka mampu membangun bisnis mereka dan mematahkan stigma masyarakat mengenai tatto merupakan bagian dari criminal dan tidak dapat sukses, bahwa sebenarnya tatto tidak mempengaruhi prilaku dan tidak mempengaruhi system kerja otak, tatto sendiri adalah kuputusan setiap individu yang melakukannya tanpa adanya paksaan, untuk badannya digunakan sebagai media lukis atau gambar.

Beberapa orang yang ingin melamar kerja disebuah perusahaan selalu di tolak, karena tidak dapat menjaga kebersihan badannya dan juga bahkan atasan tidak dapat mempercayai orang dengan menggunakan tatto. Sebagian orang juga mengatakan dengan menggunakan tatto maka individu tersebut tidak menghargai ciptaan dari Tuhan-nya karena, tatto bertentangan dengan segi agama. Prilaku dari setiap orang yang menggunakan tatto tidak selamanya buruk, kepribadian setiap individu tidak selalu dapat diukur dari orang yang memiliki tatto, ada orang juga yang tidak menggunakan tatto namun menjadi salah satu pelaku dari tindakan kriminal. Di Indonesia tatto sendiri memiliki sebuah pemikiran antara pro dan kontra, pada satu sisi indonesai memiliki budaya tatto yang telah ada sejak lama dan harus di lestarikan, namun pada sisi yang satunya lagi tatto mendapatkan sebuah stigma yang buruk di mata masyarakat mulai dari segi agama dan juga dari segi penampilan yang selalu di anggap pelaku dari tindakan kriminal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun