Mohon tunggu...
Rafa FatinFauziyah
Rafa FatinFauziyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesulitan Belajar Siswa Karena Kurangnya Motivasi Belajar Peserta Didik dan Solusinya

21 Januari 2024   13:59 Diperbarui: 21 Januari 2024   14:03 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh : Rafa Fatin Fauziyah (A510200202)
 
Proses pembelajaran melibatkan interaksi antara guru dan siswa serta komunikasi timbal balik dalam konteks edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Meskipun proses pembelajaran idealnya berjalan lancar, namun terkadang menghadapi hambatan, salah satunya adalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan kondisi yang menghambat siswa dalam memahami materi pembelajaran, dan jika tidak diatasi, dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Terlebih lagi, dalam era globalisasi ini, pendidikan memiliki peran krusial dalam menciptakan individu berkualitas yang dapat mendorong kemajuan suatu bangsa. Dalam upaya mewujudkan pendidikan berkualitas, diperlukan metode mengajar yang efektif dan terarah agar tujuan hasil belajar dapat tercapai. Namun, seringkali kegagalan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah disebabkan oleh kesalahan mendasar yang mungkin tidak disadari oleh pendidik. Beberapa pendidik di luar sana mungkin menganggap kegiatan mengajar mereka sebagai sesuatu yang rutin dan biasa saja, tanpa menyadari bahwa ada potensi kegagalan atau hambatan yang mungkin dihadapi oleh siswa. Maka dari itu, penting untuk meningkatkan kesadaran pendidik terhadap potensi kesalahan mendasar dan hambatan dalam pembelajaran. Seiring dengan tuntutan zaman, pendidikan harus tetap relevan dan responsif terhadap kebutuhan siswa agar menciptakan individu yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi.

Terdapat berbagai faktor yang sering menyebabkan kegagalan pendidik dalam mencapai keberhasilan pembelajaran dan realisasi tujuan hasil belajar. Contohnya, salah satu faktor adalah kurangnya motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik, serta pemberian hukuman yang berlebihan ketika terjadi kesalahan. Faktor pertama, yaitu minimnya motivasi belajar, memiliki dampak signifikan pada peserta didik karena dapat menyebabkan penurunan semangat belajar dan mempengaruhi hasil pembelajaran. Tanpa motivasi, peserta didik mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru. Faktor kedua adalah pemberian hukuman yang berlebihan saat peserta didik melakukan kesalahan. Umumnya, pendidik memberikan hukuman dengan harapan agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan tersebut. Namun, perlu diingat bahwa pemberian hukuman seharusnya tidak berlebihan, terutama hukuman fisik. Terlalu sering pendidik cenderung menggunakan hukuman fisik daripada memberikan motivasi belajar. Meskipun dianggap wajar oleh sebagian masyarakat, pemberian hukuman fisik dapat memengaruhi psikologis seorang anak karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, seorang guru sebaiknya bijak dalam memilih dan menggunakan hukuman yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Dampak kesulitan belajar terhadap peserta didik dapat terlihat dari dua segi, yaitu psikologis dan sosial-emosional. Dari segi psikologis, peserta didik mungkin mengalami kendala dalam penggunaan bahasa lisan/tertulis saat mendengarkan, berpikir, membaca, mengeja, dan dalam pemahaman matematika. Selain itu, kesulitan ini juga dapat mencakup masalah dalam penekanan reaksi serta ketidakmampuan memahami dan mengungkapkan diri dalam bahasa reseptif dan ekspresif. Kondisi motorik yang buruk dan gerakan ceroboh juga dapat mempengaruhi fungsi belajar peserta didik. Dari segi sosial-emosional, dampak kesulitan belajar mencakup ketidakstabilan emosi dan impulsivitas. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar seringkali menunjukkan perubahan suasana hati yang mencolok dan temperamen yang tidak stabil. Tingkat impulsivitas yang tinggi, yang ditandai dengan kurangnya kontrol terhadap impuls-impuls, juga dapat muncul. Dalam konteks ini, memberikan motivasi kepada peserta didik menjadi hal yang sangat penting. Kondisi psikologis yang beragam pada setiap peserta didik menekankan perlunya pendidik untuk menyusun strategi pembelajaran yang tepat guna membangkitkan motivasi belajar mereka. Sebagai contoh, peserta didik yang memiliki kondisi psikologis yang baik cenderung lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan lebih fokus, sedangkan peserta didik dengan kondisi psikologis yang buruk mungkin memerlukan dukungan ekstra dalam proses pembelajaran.

Untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pembelajaran, seorang pendidik perlu meningkatkan pemberian motivasi kepada peserta didik. Menurut Fathurohman dan Suntikno sebagaimana dikutip dalam buku "Perkembangan Peserta Didik" oleh Sudirman (2011), terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, di antaranya: 1.) Memberikan dorongan dalam belajar, dimana seorang guru berusaha memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. 2.) Membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik baik secara individu maupun kelompok, dengan memberikan arahan yang baik dan meluangkan waktu untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar. 3.) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, mengingat karakteristik peserta didik yang beragam sehingga guru perlu memilih metode yang sesuai atau variasi metode untuk memaksimalkan kompetensi peserta didik. 4.) Menggunakan media pembelajaran yang baik dan menarik, yang harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat dan semangat peserta didik dalam proses belajar. 5.) Memberikan hadiah dan pujian sebagai bentuk pengakuan atas prestasi peserta didik. Hal ini dapat memicu semangat belajar peserta didik untuk lebih berusaha. 6.) Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik pada awal proses pembelajaran, agar peserta didik memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan yang akan dicapai. 7.) Membentuk kebiasaan belajar yang baik dengan menciptakan disiplin yang terarah, sehingga peserta didik dapat belajar dalam suasana yang kondusif. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif.

Saya berharap agar guru/pendidik dan orang tua dapat lebih memperhatikan setiap kesulitan belajar siswa, sekecil apapun, agar tidak menjadi permasalahan di masa depan. Salah satu solusi untuk mengurangi tingkat kesulitan belajar adalah dengan memanfaatkan media. Menurut Husein (2020), penggunaan media dan manajemen kelas dapat membantu mengurangi kesulitan belajar pada siswa. Dengan demikian, diharapkan guru/pendidik mampu mengatasi kesulitan belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa dapat menikmati dan senang dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar, menjadi tanggung jawab seorang pendidik untuk memberikan motivasi kepada peserta didiknya. Dengan menyusun strategi motivasi belajar yang tepat, diharapkan dapat mencapai kesuksesan dalam pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, menjadi seorang pendidik yang dapat disenangi oleh siswa adalah hal yang penting, dengan menerapkan strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun