Sumedang, 24 Januari 2025 -- Sebuah kegiatan penyuluhan kesehatan yang membahas terapi pijat kaki sebagai metode komplementer untuk mengontrol hipertensi telah sukses digelar di RW 02, Desa Sukasirnarasa, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok 2 KKN - Tematik S1 Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Sumedang sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan global yang perlu mendapatkan perhatian serius. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi hipertensi di dunia mencapai 1,13 miliar orang, dengan angka tertinggi berada di negara-negara berkembang. Di Indonesia, hipertensi juga menjadi masalah kesehatan utama dengan prevalensi mencapai 34% pada orang dewasa. Di tingkat regional, Jawa Barat mencatat angka yang cukup tinggi, dengan berbagai faktor seperti pola makan, kurangnya aktivitas fisik, dan tingkat stres yang tinggi sebagai penyebab utama. Sementara itu, di Kabupaten Sumedang, meskipun data spesifik masih terbatas, tingginya angka hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat, terutama pada kelompok usia lanjut.
Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya terapi komplementer, khususnya pijat kaki, sebagai salah satu cara non-farmakologis dalam mengelola tekanan darah tinggi.
Acara yang berlangsung di kediaman Ketua RW 02 ini diikuti oleh 15 peserta dari berbagai latar belakang, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga, pedagang, dan petani. Sebelum pemaparan materi, peserta terlebih dahulu mengikuti pre-test untuk mengukur tingkat pemahaman awal mereka mengenai hipertensi dan terapi pijat kaki.
Sesi penyuluhan disampaikan secara interaktif melalui ceramah yang didukung dengan media visual berupa poster dan leaflet. Para peserta diberikan informasi seputar definisi, penyebab, faktor risiko, serta manfaat terapi pijat kaki dalam membantu menurunkan tekanan darah. Selain itu, dilakukan demonstrasi teknik pijat kaki yang benar oleh tim mahasiswa, diikuti dengan praktik langsung oleh peserta.
Antusiasme peserta terlihat jelas selama sesi tanya jawab, di mana mereka aktif mengajukan pertanyaan seputar manfaat dan penerapan terapi pijat kaki dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir kegiatan, peserta kembali mengikuti post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dari rata-rata skor pre-test sebesar 32% menjadi 82,6% pada post-test.