Waktu terbuang sia-sia jalani hidup bersamamu yang berujung pilu. Dalam memori takkan pernah terhapus janji busukmu manis seperti madu tapi pahit bagai semir sepatu. Aku disini terdiam saat kau memutuskan untuk pergi dan hancurkan semua mimpi.
Kau menyiksa dengan rasa bersalah tanpa kamu sadari kau selalu menghindar saat aku mencoba memperbaiki diri. Ternyata maafmu belum cukup membawamu pulang ke rumah yang dulu pernah kita bisa dapatkan segalanya.
Paling tidak aku pernah berjuang meskipun tak lagi berharga dimatamu. Paling tidak aku selalu menanti terpapah lemah yang tak pernah berhenti memikirkanmu serasa terhukum hati ini yang dulu menjadi bagian perjalanan panjang nafasmu. Tapi kini kau memilih pergi belum sempatku merubah keadaan. Sudah terlalu benci seakan semua tentang kita benar-benar tak berharga dimatamu meskipun aku tepat di depan hadapanmu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H