Tak ada yang memberitahu
Bahwa kelak mendewasa, maka aku harus bertarung dengan para monster
Monster yang lahir dari kepalaku
Ia kerap mengganas, membesar, menguat,
Tiap kali aku merasa takut dan terluka
Monster itu akan mencabik-cabikku dengan kukunya yang panjang dan tak terawat
Wajahnya menakutkan, mulutnya menganga sehingga taring tajamnya bisa kulihat dengan jelas
Sering kali aku meminta pertolongan
Tapi sebagian orang di sekitarku tak bisa melihat monster itu
Mereka menganggapku gila, sudah hilang akal
Tapi sungguh, aku sedang tidak berhalusinasi
Monster itu begitu jahat,
Ia paling suka melihat aku tak berdaya, terpuruk dan menangis
Tapi aku benar-benar tidak mempunyai kekuatan
Pedang yang kugenggam saat ini pun ukurannya sangat kecil dibanding lidah yang menjulur dari mulutnya
Dia semakin mendekat, bersiap untuk menyergap
Aku berjalan mundur dengan gemetar
Pedang yang kusimpan di depan sebagai tameng tak berguna
Tangannya semakin memanjang dan kian dekat kepadaku
Aku tersudut
Aku sudah mencapai tepi
Aku tidak bisa lari
Kini dia mencengkram badanku erat
Meremuknya,
Membantingnya,
Dan mulai mengambil hatiku dengan paksa
Benda yang begitu kecil dan merah,
Perlahan menggelap di tangannya
Seiring itu,
Hidupku tak lagi menemukan terang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Telur Balado Kuah Bening
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!