Mohon tunggu...
Eko Dardirjo
Eko Dardirjo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Pengurus Rumah Literasi Waskita Brebes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rujak dan Tradisi 7 Bulanan

16 Maret 2020   06:58 Diperbarui: 16 Maret 2020   07:06 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tradisi atau adat yang ada di daerah sangatlah berbeda-beda, dari mulai kebiasaan, perilaku dan sebagainya.

Contoh kecil tradisi yang biasa sebagian orang lakukan yakni 7 bulanan, namun adat istiadat ini memiliki cara yang berbeda-beda untuk merayakannya, termasuk serangkaian kegiatan untuk ibu hamil, di saat menginjak 7 bulan merupakan momentum tradisi mendoakan si jabang bayi termasuk pembuatan rujak yang ada di dalam tradisi tersebut, ada yang mendoakan dengan membaca Alquran satu hari full sampai hatam dan ada juga yang melakukan upacara 7 bulanan dari siraman dan lain-lain.

Namun, 7 bulanan di beberapa daerah bisa dinyatakan berbeda-beda, bahkan di tiap lingkup Desa pun ada yang berbeda, tidak semua sama, termasuk pembuatan rujak juga banyak macam-macam, ada yang rujak serut dan rujak buah, sementara ini, dari hasil pengamatan karena lebih efektif dan efisien, pembuatan rujak dengan buah-buahan, kadang ada juga yang dengan rujak serut.

Cara ini yang menjadi bagian keunikan dari tradisi ini, dan dari prosesi 7 bulanan juga perlu menjadi perhatian bagi semua orang, pada saat berjalan selama 1 hari warga dari kerabat, tetangga berbondong-bondong datang untuk mendoakan dengan membawa beras dan juga ada yang membawa bersama dengan mie keriting.

Pada saat pulang nanti, warga yang datang akan dibawakan nasi dan lauk atau yang dinamakan dengan brekat dan tidak lupa Rujaknya sebagai ciri khas 7 bulanan, serta merujuk kata orang tua dulu, konon jika rujak yang ada rasanya pedas artinya berjenis bayi laki-laki, dan jika rujaknya manis berjenis kelamin perempuan, apapun itu nanti jenis kelaminnya nanti 7 bulanan berharap mamane Slamet bayine sehat.

Dan menjadi uniknya lagi, pada saat 7 bulanan bagi ibu hamil adalah pembuatan bayi dari labu panjang atau biasa orang menyebutnya dengan kemplung panjang, dengan di bentuk seperti bayi, digambar disesuaikan keinginan, terus dari mulai mulut, mata, hidung, telinga harus dipasangkan sebagai simbol, lantas labu panjang ini yang sudah di bentuk seperti bayi diletakkan dalam tampah dan dikerudungi sama selendang agar persis menyerupai layaknya bayi/anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun