Mohon tunggu...
Eko Dardirjo
Eko Dardirjo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Pengurus Rumah Literasi Waskita Brebes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngalap Berkah Jidangan

7 Maret 2020   14:44 Diperbarui: 7 Maret 2020   15:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | Terlihat Jidangan di salah satu rumah warga

Jidangan atau yang biasa kita sebut sebagai brekat, merupakan bingkisan nasi dimana seseorang yang di peroleh dari acara slametan atau tahlil, misalnya acara tebus weteng, aqiqah, 40 harian dan acara lainnya.

Jidangan yang di peroleh oleh seseorang juga sebagai tali asih dari tuan rumah kepada tamu yang diundang, sehingga sebagai bentuk mempererat tali persaudaraan yang nantinya suatu saat membutuhkan bisa saling bahu membahu atau tolong menolong.

Selain itu, jidangan yang di berikan juga menjadi sedekah tolak bala dimana dari pembacaan doa atau tahlil yang dilakukan bersama-sama bisa menjaga diri kita dan keluarga dari bencana.

Jidangan saat ini, banyak kita jumpai sudah beraneka ragam, dulu tempat jidangan memakai cepon, seiring dengan perkembangan zaman tempat jidangan sudah menggunakan ember bahkan ada yang menggunakan tas, jidangan yang di sajika berisi nasi, lauk pauk, telor, ayam goreng dan juga jajanan kecil atau snack ringan.

Ada juga jidangan itu di sajikan dengan bahan masih mentah berisi bahan pokok makanan, bagi mereka masyarakat yang sudah menerapkan jidangan dengan bahan makanan mentah, lalu bisa disimpan untuk di masak di esok hari, atau juga di sodaqoh kan bagi orang yang benar benar membutuhkan sehingga semuanya menjadi berkah.

Di sisi lain, jidangan yang sering di bawa setelah salah seorang ikut tahlilan di nanti-nanti oleh sanak keluarganya, jidangan yang di bawa kadang saat itu juga di santap untuk makan malam agar tidak menjadi mubazir nantinya.

Termasuk, isi jidangan yang di sajikan pun harus tetap mengedepankan asas standarisasi, lebih baik di samakan dengan yang lainya, jangan karena gengsi akhirnya memewahkan isi jidangan, padahal seharusnya isi jidangan itu tidak perlu mewah dan semampunya saja agar tidak memberatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun