Mohon tunggu...
Raekiansyah
Raekiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Virologist

Besar dan tumbuh di desa, di antara hamparan sawah yang menguning, hijaunya rerumputan dan kecipak air sungai sungguh kemegahan tiada terkira

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gurindam Rindu

24 Maret 2014   14:51 Diperbarui: 6 Maret 2016   16:17 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karam perahu membuang sauh
Karam binasa dilamun ombak
Hati merindu dia nan jauh
Rindu tiada dapat diobat

Karam perahu membuang sauh
Karam diamuk gelombang pasang
Hati merindu dia nan jauh
Rindu bertepuk sebelah tangan

Karam perahu membuang sauh
Karam binasa di laut lepas
Hati merindu dia nan jauh
Rindu tiada pernah berbalas

Karam perahu membuang sauh
Karam binasa di tepi pantai
Hati merindu dia nan jauh
Rindu tiada pernah sampai

Karam perahu membuang sauh
Ombak berdebur memecah pasir
Hati merindu dia nan jauh
Dalam tidur peluh mengalir

Karam perahu membuang sauh
Ombak berdebur menuju pulau
Hati merindu dia nan jauh
Dalam tidur mulut menggigau

Karam perahu membuang sauh
Ombak berdebur sampai ke tepi
Hati merindu dia nan jauh
Kubawa tidur termimpi-mimpi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun