Sejauh aku berjalan sejauh aku memandang semuanya tetap sama. Masih ada kisahmu di setiap persimpagan jalanku, masih ada bayangmu di pelupuk mataku. Aku tak mampu pergi dari tentangmu meski kuingin. Kau tawan aku dalam sejuta pesonamu. Aku tak tau mungkin ini cinta atau bukan, tapi yang kutau kau telah memiliki segala yang ingin kupusatkan pada Robbku.
Aku mulai malu pada ceritaku yang ingin kukisahkan hanyalah Robbku yang ada di dalam hatiku, sebab kau mampu membuatku mendua dari sang kekasihku itu. Kau membuatku selingkuh meski kuingin setia hanya pada-Nya. Pesonamu mampu membuat pikiranku terbang ke mana-mana, ilusikan kebersamaan kita dalam menjalin cinta yang kurasa tak mungkin.
Kau tau? Mata sayupmu begitu menggoda hatiku, sebah ingin kupandang lagi dan lagi tanpa rasa malu, sebab kau bukanlah mahramku. Tapi, mengapa mampu cipta gejolak lain dalam diriku setiap mengingat tentangmu. Tentangmu yang selalu penuhi pikiranku, tentangmu yang tak pernah gagal ukirkan kurva di atas bibirku. Aku menggila, inginkanmu lebih ketika kau sedang bercumbu dengan yang lain.
Kau tau? Meski kutau tak mungkin kau kumiliki, tapi aku masih tetap berharap. Aku mulai gila, sebab cinta yang tumbuh mekar namun tak mewangi ini, kuinginkan terus kupandang meski langit mulai gelap. Cinta sepihakku yang mulai membuatku menggila bisakah kupinta pada Robbku tetap kumiliki dirimu dalam dunia mimpiku, sebab di setiap pandangku semua masih tentang kau yang sesungguhnya tak pernah mengenalku.
Sulawesi, 16 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H