Mohon tunggu...
Rae Sita Michel
Rae Sita Michel Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance copywriter & content writer

Freelance copywriter & content writer who loves to learning anything

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kekuatan "Kata-kata"

6 April 2014   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang sederhana tapi dapat mematikan, tapi juga dapat membangun. Tergantung bagaimana seseorang menggunakannya. Di satu sisi, cara mematikannya dapat mengubah pola pikir seseorang, mengubah perasaan atau pun membuat perang. Di sisi yang lain dapat memotivasi menjadi lebih baik, membuat hati tenang dan damai.
Kata-kata, bukan hanya sekedar apa yang ditulis, tapi juga apa yang dikatakan. Kalau dalam dunia tulisan sering kita mendengar atau membaca "pena lebih tajam daripada pisau", dalam dunia lisan ada pernyataan "mulutmu harimau". Frase-frase ini menggambarkan bagaimana kekuatan kata-kata yang dapat dengan mudahnya mengubah isi kepala seseorang. Orang baik dapat menjadi jahat, orang jahat dapat menjadi baik.
Agama-agama juga menggunakan kata-kata untuk meraih pengikut-pengikutnya yang setia. Ia menyerap ke dalam kepala manusia dan menyebar ke seluruh tubuhnya sehingga hidupnya mengikuti kata-kata yang baik secara sadar atau tidak sadar ia amini.
Kekuatan kata-kata juga dapat membuat perang, entah itu perang besar atau perang kecil. Ekspresi dan gerak tubuh dapat dibuat-buat tidak terjadi apa-apa. Sebuah kata-kata yang diucapkan di depan dapat berupa sindiran yang ternyata tersimpan di hati, kritik yang sulit diungkapkan, atau bahkan kata-kata tusukan dari belakang, dari tameng-tameng ekspresi dan gesture.

Tidak ada cara untuk menghindari diri dari kekuatan kata-kata. Kata-kata akan dibalas juga dengan kata-kata. Tergantung bagaimana kalimat, paragraf, hingga cerita yang utuh menghantarkan maksud dan tujuan. Tergantung juga bagaimana nada dari pengucapan, imbuhan atau tambahan kata-kata sepele yang ternyata berdampak besar, atau tanda baca dan huruf kapital dari tulisan-tulisan.
Hanya otak yang dapat digunakan untuk menyaring apa yang sudah masuk ke dalam telinga. Tergantung bagaimana otak bekerja untuk merespon kata-kata yang ada. Tidak ada yang benar menurut saya atau benar menurut kamu, yang ada hanyalah ketidaksamaan persepsi dan pendapat sehingga terjadi konflik.
Apalah isi dari kumpulan kata-kata ini? Ini hanyalah kata-kata yang bagi sebagian orang tidak penting. Mungkin kamu berpendapat saya hanyalah memutar-mutar kata "KATA". Mungkin kamu berpikir apa yang terjadi dengan otak saya sehingga menuliskan ini semua. Ya, ini semua hanyalah sekedar simbol-simbol dan kode-kode dari hati yang (mungkin) sulit diterka.
Ditulis dari blog pribadi: http://raschelrae.blogspot.com/2014/04/kekutan-kata-kata.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun