Mohon tunggu...
Raeesah Zayba
Raeesah Zayba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Prasetiya Mulya

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

ASI Freeze-Dry: Solusi Praktis atau Mengorbankan Kualitas Nutrisi?

4 Juni 2024   23:35 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:45 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: haibunda.com

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, memberikan kombinasi sempurna dari nutrisi, antibodi, dan enzim yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. Namun, tantangan bagi banyak ibu menyusui adalah bagaimana memastikan ketersediaan ASI ketika mereka tidak dapat menyusui secara langsung, seperti saat kembali bekerja atau dalam situasi lain yang memisahkan mereka dari bayi. Salah satu solusi inovatif yang muncul dalam beberapa tahun terakhir adalah teknologi pengeringan beku atau freeze-drying untuk ASI.Teknologi freeze-drying, yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai pengeringan beku, adalah proses pengawetan yang menghilangkan kandungan air dari ASI melalui sublimasi, yaitu perubahan es langsung menjadi uap tanpa melalui fase cair. Hasil akhirnya adalah bubuk ASI yang dapat disimpan lebih lama dan lebih mudah diangkut dibandingkan ASI segar atau yang dibekukan secara konvensional. Penerapan teknologi freeze-drying pada ASI membuka peluang baru bagi ibu menyusui untuk memastikan bayi mereka tetap mendapatkan manfaat ASI dalam situasi yang berbeda. Ini terutama relevan bagi ibu yang menghadapi tantangan logistik, misalnya, ketika harus melakukan perjalanan jauh, bekerja di luar rumah, atau berada dalam kondisi di mana penyimpanan ASI beku tidak memungkinkan.

Proses Freeze Drying
Proses freeze-drying (pengeringan beku) pada umumnya melibatkan tiga tahap utama:
1. Pembekuan
Pertama, produk yang akan diawetkan dibekukan pada suhu sangat rendah, biasanya sekitar -40C atau lebih rendah, untuk mengkristalkan air yang ada di dalamnya.
2. Sublimasi
Dalam tahap sublimasi, produk beku tersebut dimasukkan ke dalam mesin freeze dryer, di mana tekanan di dalamnya dikurangi dan suhu dinaikkan sedikit, biasanya hingga -20C hingga -30C, agar es yang ada berubah langsung dari padat menjadi gas tanpa melewati fase cair. Proses sublimasi ini biasanya memakan waktu sekitar 12 hingga 24 jam.
3. Pengeringan
Selanjutnya, Setelah itu, tahap pengeringan sekunder dilakukan dengan menaikkan suhu sedikit lebih tinggi, sekitar 20C hingga 30C, untuk menghilangkan kelembaban residu, memastikan produk akhir benar-benar kering dan stabil untuk penyimpanan jangka panjang. Tahap ini bisa memakan waktu tambahan sekitar 10 hingga 12 jam.

Mengapa Harus Freeze Drying?
Freeze drying sendiri memiliki keunggulan dibandingkan metode lain pada hasil produk, antara lain adalah sebagai berikut:
Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih stabil (tanpa perubahan aroma, warna, atau karakteristik organoleptik lainnya)
Struktur bahan dalam produk tetap terjaga, sehingga tidak terjadi pengerutan atau perubahan bentuk
Daya rehidrasi produk meningkat karena hasil pengeringan yang sangat berongga dan lyophile, memungkinkan produk kembali ke sifat fisiologis, organoleptik, dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan.
Ketika diterapkan pada air susu ibu (ASI), proses freeze-drying serupa namun membutuhkan perhatian khusus terhadap sterilitas dan perlindungan nutrisi. ASI pertama-tama dikumpulkan dengan pompa steril dan disimpan dalam kondisi dingin. Setelah dibekukan, ASI mengalami proses sublimasi dalam mesin freeze dryer, di mana air di dalam ASI berubah langsung menjadi uap tanpa melewati fase cair, memastikan kandungan bioaktif dan nutrisi tidak rusak. Setelah pengeringan sekunder untuk menghilangkan sisa kelembaban, ASI berubah menjadi bubuk yang kemudian dikemas dalam wadah kedap udara untuk menjaga kualitas dan mencegah kontaminasi. Bedanya, proses freeze-drying ASI harus sangat teliti untuk memastikan semua langkah dilakukan dalam kondisi steril dan nutrisi penting yang ada di dalam ASI tetap terjaga. Freeze-drying ASI menawarkan keuntungan dalam hal kestabilan nutrisi, kemudahan penyimpanan, dan kenyamanan penggunaan, memungkinkan ibu menyediakan ASI berkualitas tinggi meskipun tidak dapat memberikan ASI segar langsung.

Manfaat ASI Freeze dried
1. Memperpanjang jangka waktu simpan
Umumnya, ASI bisa disimpan dalam jangka waktu 3-6 bulan tergantung pada cara penyimpanan dan suhu penyimpanan yang digunakan. Namun ASI yang sudah melalui proses freeze dry dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang yaitu selama 3 tahun.  

2. Dapat disimpan pada berbagai suhu
ASI yang sudah diubah menjadi bubuk dapat disimpan pada suhu ruang maupun suhu dingin sedangkan ASI segar hanya dapat bertahan selama 4 jam di suhu ruang.

3. Dapat digunakan sebagai tambahan nutrisi
Penambahan ASI bubuk pada makanan anak dapat menambah nilai nutrisi pada makanan tersebut sehingga anak dapat terpenuhi dalam nutrisinya.

4. Penggunaan yang fleksibel
ASI yang sudah dibuat menjadi bubuk dapat menjadi lebih praktis karena dapat disimpan pada berbagai suhu, volume ASI bubuk yang kecil sehingga mudah untuk dibawa pergi dan pembuatan ASI bubuk hanya perlu penambahan air yang steril membuat dapat digunakan saat diperlukan.

Pro dan Kontra Freeze Dried ASI
ASI freeze-dried menawarkan beberapa keunggulan yang signifikan. Pertama, ia mudah disimpan dan diangkut karena tidak memerlukan ruang penyimpanan besar dan dapat disimpan pada suhu kamar, sehingga lebih praktis dibandingkan ASI cair. Selain itu, ASI freeze-dried memiliki daya tahan yang lebih lama, memperpanjang umur simpannya dibandingkan dengan ASI segar atau beku. Proses freeze-drying juga mempertahankan sebagian besar nutrisi dan komponen bioaktif penting dalam ASI, memastikan bahwa bayi tetap mendapatkan manfaat yang optimal. Kemudahan untuk mengembalikan ASI freeze-dried ke bentuk cair dengan hanya menambahkan air menjadikannya pilihan praktis bagi orang tua yang sering bepergian atau tidak memiliki akses ke kulkas. Keunggulan lainnya adalah walaupun sudah melalui proses freeze-dried ASI bubuk tetap memiliki nutrisi yang sama dengan ASI segar.
Namun, ASI freeze-dried juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kontra terbesar yang menjadi pertimbangan banyak orang adalah kandungan nutrisi ASI bubuk seperti protein, enzim, vitamin, antioksidan dan lainnya yang akan hilang karena melalui beberapa proses. Seperti contohnya enzim yang akan kehilangan aktivitasnya saat melalui proses freeze drying ataupun vitamin yang akan hilang dikarenakan sensitif terhadap oksidasi dan suhu.  Biaya untuk memproses ASI dengan metode freeze-drying cukup tinggi karena memerlukan peralatan khusus yang mahal, membuat harganya lebih tinggi dibandingkan ASI cair atau beku biasa. Selain itu, fasilitas untuk freeze-drying ASI tidak tersedia di semua tempat, sehingga aksesibilitasnya terbatas. Meskipun banyak nutrisi yang dipertahankan, beberapa vitamin dan enzim mungkin mengalami degradasi selama proses ini. Proses rehidrasi juga memerlukan waktu dan air bersih, yang tidak selalu tersedia di semua situasi.

Pengaruh Psikologis Bayi yang Mengkonsumsi ASI Bubuk
Mengonsumsi ASI bubuk (hasil freeze-drying) memberikan nutrisi yang hampir setara dengan ASI segar, tetapi ada dampak psikologis yang dapat terjadi pada bayi dan hal ini perlu diperhatikan. Menyusui langsung melibatkan kontak fisik dan emosional antara ibu dan bayi, yang membantu memperkuat ikatan emosional dan memberikan rasa aman serta kenyamanan bagi bayi. Sehingga penggunaan ASI bubuk dapat mengurangi frekuensi kontak ini, dikarenakan kurangnya kontak fisik kulit ke kulit yang dapat memperkuat ikatan tersebut dan tidak memberikan tingkat kenyamanan emosional yang sama. Oleh karena itu, meskipun ASI bubuk memiliki nutrisi yang sama dengan ASI segar, ibu perlu mencari cara untuk berkontak fisik dan meningkatkan interaksi emosional dengan bayi untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka.

Lantas Apakah ASI Freeze Dry Dapat Menjadi Solusi Praktis Bagi Para Ibu?
Sampai saat ini masih belum ada konfirmasi ataupun pernyataan yang jelas dari berbagai organisasi kesehatan baik secara internasional seperti Food and Drug Administration (FDA) ataupun secara nasional seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyatakan bahwa inovasi ASI bubuk ini dapat menjadi pilihan pada Ibu dibandingkan dengan metode menyusui langsung (direct breastfeeding) kepada anak bayi maupun balita. Namun, telah dilakukan beberapa penelitian yang melakukan pengujian kandungan nutrisi pada ASI segar dan ASI bubuk yang memberikan hasil bahwa kandungan gumpalan lemak, enzim, dan beberapa vitamin pada ASI segar mengalami penurunan jumlah saat telah diubah menjadi ASI bubuk. Salah satu contohnya adalah penurunan kandungan vitamin C yang dapat dengan mudah mengalami pengurangan nutrisi dalam suhu kurang dari -20C. Hal ini akan terjadi karena dalam proses freeze drying ini, pendinginan dilakukan dengan suhu -40C - -50C. Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasi oleh National Library of Medicine, melakukan metode freeze dry pada ASI tidak dapat melindungi kandungan glukosa pada ASI karena adanya ketidakstabilan glukosa non oksidatif pada sampel biologis berbentuk cair. Metode freeze-drying ASI dinilai memiliki potensi untuk menghemat ruang penyimpanan dan dapat lebih praktis untuk memberikan ASI ketika bayi tidak bersama ibunya. Namun, metode ini masih tergolong baru dan belum memiliki dukungan riset ilmiah yang komprehensif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun