Mohon tunggu...
Radya Ramadhany
Radya Ramadhany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Seorang ENFJ yang suka membaca dan memiliki ketertarikan di bidang kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fast Fashion: Si Murah Beragam Masalah

9 Juni 2022   11:15 Diperbarui: 9 Juni 2022   11:30 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dampak yang timbul akibat industri fast fashion tidak  bisa dianggap remeh, bahkan terbilang sangat serius. Maka dari itu penggunaan fast fashion harus kita  kurangi. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan fast fashion adalah dengan menerapkan sustainable fashion. Sustainable fashion sendiri lahir akibat penumpukan limbah hasil produksi fast fashion di seluruh dunia. 

Sustainable fashion adalah praktik dalam fashion yang membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya mengedepankan nilai-nilai baik khususnya terkait lingkungan dan kemanusiaan. Berupaya agar fashion, mulai dari produksi, penggunaan dan pemasarannya dapat memberikan kesejahteraan dan memberikan kerugian seminim mungkin.

Sustainable fashion dapat kita mulai melalui langkah-langkah sederhana, yang pertama dengan merawat pakaian yang kita miliki dengan baik sehingga pakaian memiliki umur yang panjang. Kedua, tidak membeli baju dengan mengikuti perkembangan tren, jadikan membeli baju baru sebagai pilihan terakhir. Sebagai gantinya berinvestasilah kepada pakaian yang berkualitas baik, dari segi ketahanan maupun kenyamanan. 

Ketiga, menjadi pembeli yang selektif dengan mengetahui brand pembuat pakaianmu, apakah merupakan fast fashion yang berfokus pada kecepatan produksi ataukah slow fashion yang memprioritaskan kualitas alih-alih kuantitas. Bahan pakaian juga perlu diperhatikan, dengan memilih bahan-bahan alami seperti katun dan linen dibandingkan bahan sintetis yang terbuat dari plastik seperti polyester dan nilon.

Walaupun pada praktiknya tidak terdapat fashion yang 100% sustainable, karena mencuci pakaian dapat melepaskan serat microfibers yang terdapat didalamnya. Namun, sustainable fashion harus kita implementasikan semampu yang kita bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun