Mohon tunggu...
Radhitya Rizky Pratama
Radhitya Rizky Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang jurusan Teknik Informatika tahun 2024 yang menikmati berbagai peristiwa yang berkaitan dengan kemajuan teknologi, pendidikan dan dunia programming. Hobi saya adalah bermain video game dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Responsif dan Adaptif Terhadap Perkembangan IPTEK Pada Era Disrupsi di Kalangan Mahasiswa

27 Oktober 2024   17:24 Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh umat manusia. Perkembangan teknologi selalu terjadi dan akan memiliki pengaruh entah itu dalam skala besar maupun dalam skala kecil di dalam kehidupan kita yang akan mengakibatkan suatu perubahan di berbagai aspek kehidupan kita atau yang biasa disebut dengan disrupsi. Hal ini menuntut Masyarakat terutama kalangan mahasiswa untuk selalu bisa beradaptasi dengan perubahan dinamika kehidupan agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan "Era Disrupsi"? dan bagaimana kita perlu menyikapinya khususnya untuk kalangan mahasiswa?

Apa Yang Dimaksud dengan Era Disrupsi?

            Menurut Meriam-Webster, arti disrupsi adalah jeda atau gangguan dalam situasi normal atau yang berkesinambungan dari suatu aktivitas, proses, dan lain-lain. Secara sederhana disrupsi adalah perubahan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan manusia akibat dari perkembangan teknologi atau munculnya inovasi baru. Era disrupsi berkaitan erat dengan revolusi industri 4.0 yang sedang masif terjadi di Masyarakat sosial. Majunya zaman menuntut kita agar bisa selalu beradaptasi terhadap teknologi baru dan cara berpikir yang baru dalam kehidupan kita sehari hari. Salah satu bidang yang belakangan ini sangat terdampak adalah dinamika pembelajaran di Universitas.

Mahasiswa Di Era Disrupsi

Mahasiswa pada tahun 2020-2021 mengalami perubahan yang sangat drastis dalam perkuliahan mereka akibat dari pandemi Covid-19. Mahasiswa wajib memahami cara mengoperasikan software-software yang menjunjung pembelajaran semasa pandemi contohnya adalah Google Classroom, Microsoft Teams, Zoom Meeting dan masih banyak lagi. Mahasiswa yang awalnya mengumpulkan tugas hardcopy seperti contohnya menggunakan kertas sekarang menjadi lebih fleksibel contoh, dulunya ujian dilakukan menggunakan kertas dan ada yang harus mengoreksinya satu persatu kemudian mengembalikannya ke mahasiswa yang jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan. Sekarang menggunakan berbagai aplikasi/software seperti Google Forms dan E-Ujian, para pengajar tidak perlu repot mengoreksi kertas ujian mahasiswa satu persatu cukup memasukkan kunci jawaban pada aplikasi/software yang digunakan sistem akan dengan sendirinya mengoreksi dan menghitung nilai yang diperoleh tiap mahasiswa serta mengembalikannya kepada mahasiswa. Hal ini tentu memudahkan pekerjaan para pengajar di Universitas terkait penilaian dan transparansi nilai mahasiswa.

Sumber belajar Mahasiswa kebanyakan adalah buku ataupun jurnal dan akses untuk kedua hal tersebut tidak semua mahasiswa mempunyai waktu dan uang untuk membeli atau meminjamnya. Hal itu sudah berbeda pada zaman sekarang, mahasiswa lebih sering mencari sumber dari internet yang sudah mencakup hampir seluruh pengetahuan yang dibutuhkan oleh mahasiswa seperti video pembelajaran di YouTube, artikel online, buku online dan masih banyak lagi. Semua fasilitas tersebut dapat dinikmati oleh mahasiswa cukup dengan memiliki Gadget contohnya seperti Laptop, Hp, ataupun PC dan koneksi internet yang stabil. Hadirnya perkembangan di bidang AI juga memudahkan proses pembelajaran mahasiswa. AI dapat dengan mudah menjelaskan suatu materi pembelajaran bahkan yang sangat spesifik sekali dengan sangat rinci namun tetap ringkas, selain itu AI juga dapat memberikan Latihan soal, mengoreksinya atau memberikan saran dan masukan terhadap tugas yang sedang kita kerjakan. Berbagai kemajuan teknologi yang hadir pada zaman sekarang memang membawa kemudahan bagi Mahasiswa, namun tentu saja perkembangan teknologi tidak hanya membawa pengaruh positif saja namun juga membawa efek negatif khususnya di kalangan mahasiswa

Tantangan Bagi Mahasiswa Di Era Disrupsi

            Dari segala kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan zaman, tidak semua orang dapat menikmatinya. Beberapa mengalami kendala dalam keuangan yang membuat mereka tidak bisa membeli Gadget yang memadai atau karena memang dasarnya jarang menggunakan teknologi-teknologi tersebut sehingga takut serta kurang mahir untuk memanfaatkannya. Hal ini dapat membuat orang tersebut tertinggal oleh perkembangan zaman yang dapat menghambat kehidupannya di berbagai aspek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adel Ben Youssef dan Mounir Dahmani (2022), Mahasiswa yang mahir memanfaatkan dan menggunakan berbagai teknologi yang ada memiliki keunggulan yang signifikan dalam kecepatan memahami konsep dan performa akademik secara umum. Sedangkan Mahasiswa yang belajar secara tradisional dan tidak terlalu sering menggunakan teknologi memiliki kecepatan pemahaman dan performa akademik yang lebih rendah. Namun hal ini juga tergantung dari masing-masing individu Mahasiswa. Karena terkadang terlalu bergantung pada teknologi juga dapat menimbulkan suatu "kemalasan".

            Banyaknya  alat-alat penunjang pembelajaran dapat menimbulkan ketergantungan pada teknologi. Mahasiswa akan cenderung menggunakan AI dan alat-alat lainnya untuk mengerjakan seluruh pekerjaannya entah itu salah atau benar, padahal AI hanya berfungsi sebagai alat pembantu dalam mengerjakan pekerjaan, bukan solusi utama dan satu-satunya dalam pengerjaan. Apakah tugas tersebut dapat selesai dengan cepat? Tentu saja namun apakah tugas tersebut sudah 100% benar? Belum tentu. Mengutip dari situs MIT, "Alat AI generatif memiliki potensi untuk menghasilkan output yang tidak akurat dan menyesatkan. Konten yang dihasilkan oleh alat seperti ChatGPT, Copilot, dan Gemini kadang-kadang menyajikan data palsu yang tampak autentik.". 

Selain dari sisi Mahasiswa, suatu bentuk "kemalasan" juga bisa timbul di sisi para pengajar. Para pengajar akan cenderung terlalu bergantung pada internet dan AI untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sebenarnya dapat membantu dalam penyampaian materi jika dimanfaatkan dalam porsi yang tepat, tetapi belum tentu dapat seefektif penjelasan dan contoh penerapan langsung dari pengajar yang dapat menimbulkan berkurangnya tingkat pemahaman Mahasiswa karena pengetahuan yang didapatkan dari internet dan AI hanya cocok digunakan sebagai pengantar, bukan sumber utama. Pada akhirnya, Mahasiswa akan lebih suka bergantung pada internet dan AI karena kurangnya pemahaman yang didapat

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun