Muhammadiyah telah memperingati hari milad yang ke-106. Untuk memperingati hari milad ini, Muhamadiyah mengusung tema "Optimis Hadapi COVID-19: Menebar Nilai Utama".Â
Muhammadiyah memutuskan untuk mengambil tema ini dikarenakan melihat kondisi serta situasi dimana Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah COVID-19 dan saat ini sedang terjadi pandemi. Pada perayaan hari Milad Muhammadiyah ini terdapat sesi di bawakan pidato yang di sampaikan oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir M.Si. Beliau adalah seorang ketua umum pusat pimpinan Muhammadiyah.Â
Dalam pidatonya, Bapak Haedar selaku pimpinan Muhammadiyah menyampaikan mengenai sikap optimis dalam menghadapi covid-19. Ia mengatakan bahwa pada suatu hari Indonesia akan bangkit dari kondisi pandemi yang telah hampir kurang lebih selama satu tahun terakhir melanda Indonesia.Â
Ia juga mengatakan bahwa dalam menghadapi kondisi pandemi ini haruslah bersikap sigap dan bersikap ikhtiar, serta bersungguh-sunggu dalam memanfaatkan peluang agar terbebas dari pandemi.
Bapak Haedar Nashir mengungkapkan berbagai nilai utama yang harus diterapkan agar dapat dijadikan bekal dalam menghadapi pandemi COVID saat ini.Â
Nilai-nilai tersebut adalah nilai untuk menanamkan rasa saling menghargai dengan sesama manusia, nilai persaudaraan dan nilai persatuan kesatuan, nilai untuk memiliki rasa kasih dan rasa sayang terhadap sesama, nilai dimana seseorang tidak boleh bertindak gegabah tetapi juga tidak boleh bertindak terlalu lama, nilai keyakinan dan keseriusan dalam berusaha, nilai yang juga memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi pandemi, serta nilai kemajuan. Adapun penjelasan delapan nilai utama tersebut adalah sebagai berikut.
- Nilai untuk menanamkan rasa saling menghargai dengan sesama manusia. Untuk menerapkan nilai ini, diwajibkan untuk tiap manusia agar saling menghargai satu sama lain mengingat Indonesia yang memiliki keberagaman.
- Nilai persaudaraan dan nilai persatuan kesatuan. Dinyatakan bahwa dalam menghadapi pandemi ini diharapkan agar manusia dapat mempererat tali persaudaraan.
- Nilai untuk memiliki rasa kasih dan rasa sayang terhadap sesama. Dengan adanya nilai ini, maka tingkat perselisihan akan terkurang.
- Nilai dimana seseorang tidak boleh bertindak gegabah tetapi juga tidak boleh bertindak terlalu lama. Seseorang harus bertindak bijak dalam mengambil keputusan.
- Nilai keyakinan dan keseriusan dalam berusaha, nilai ini menunjukkan bagiamana seseorang memiliki komitmen terhadap keseriusannya dalam bertindak.
- Nilai yang juga memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi pandemi, nilai ini akan menjadi nilai pendukung ketika menghadapi pandemi.
- Nilai kemajuan. Bapak Haedar mengungkapkan untuk menghadapi pandemi ini dibutukan kemajuan dari masyarakat.
Selain delapan nilai utama di atas, Bapak Haedar juga menyampaikan empat pesan yang di sampaikan. Adapun pesan yang pertama yaitu Bapak Haedar berpesan kepada segenap warga Indonesia agar menjaga nilai kebersamaan bangsa Indonesia, nilai-nilai persatuan yang dapat mempererat jalinan hubungan antar manusia.Â
Ia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah memberikan solusi secara konsisten untuk membantu mengatasi pandemi di Indonesia. Masyarakat dianjurkan untuk bersatu dan terus bersama-sama dalam membasmi dan menghadapi kondisi pandem ini.Â
Oleh karena itu, dianjurkan untuk bersikap toleran terhadap satu sama lain sehingga tidak terjadi perpecahan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berguna agar meningkatkan rasa kebersamaan. Â
Kedua, Bapak Haedar juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia harus bersikap toleransi terhadap keberagaman yang dimiliki Indonesia, tidak bersikap rasis, diskriminasi terhadap ras/kelompok/golongan tertentu. Ungkapan ini juga sebagai perwujudan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berebeda-beda namun tetap satu jua.Â
Dikatakan bahwa bangsa Indonesia tidak mungkin atau sulit untuk maju apabila tidak mewujudkan semboyang bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan penting  bangsa Indonesia sebagai negara dengan keberagaman yang cukup banyak.Â