Mohon tunggu...
Radix WP Ver 2
Radix WP Ver 2 Mohon Tunggu... -

Saya seorang liberal-sekuler. Akun terdahulu: http://www.kompasiana.com/radixwp

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hal-hal Kecil untuk Jokowi

19 November 2014   02:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:27 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seandainya Jokowi menomorsatukan pencitraan, niscaya beliau takkan menaikkan harga BBM. Biar saja harga BBM tetap seperti kemarin hingga menguras habis keuangan negara. Toh, bagi kebanyakan orang, harga bensin lebih menarik perhatian--serta lebih bernilai politis--ketimbang defisit anggaran negara.

Lalu, ketika dana untuk subsidi BBM sudah benar-benar habis, pemerintah tinggal berhutang ke luar negeri untuk kembali menggerojoki masyarakat dengan subsidi BBM. Tak usah ambil pusing, biarkan presiden lain yang nantinya harus pusing karena hutang tersebut jatuh tempo. Sepuluh tahun lagi, Jokowi menikmati sanjungan masyarakat sebagai satu-satunya presiden yang tak pernah menaikkan harga BBM. Misi pencitraan pun sukses.

Untungnya, Jokowi bukan orang semacam itu. Laki-laki kurus ini menunjukkan nyali dan tanggung jawab luar biasa ketika mengumumkan sendiri--tidak lewat menteri--bahwa harga BBM harus naik. Keputusan pahit yang diambil tak sampai sebulan setelah beliau dilantik.

Presiden Jokowi sudah mengumumkan berbagai program besar untuk memanfaatkan pengalihan dana subsidi BBM. Sudah cukup bagus. Tapi, sebagai warga, saya tergerak untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara untuk permasalahan ini. Yang bisa saya lakukan, tentu saja, adalah menyumbang ide.

Tadinya, gara-gara menonton film Big Hero 6-nya Disney, saya mengkhayalkan Indonesia membangun aneka pembangkit listrik yang tidak butuh BBM. Serupa dengan balon kincir tempat karakter Hiro dan Bayman nongkrong dalam film animasi tersebut. Tidak harus secanggih itu. Toh, Indonesia punya berbagai sumber energi alternatif.

Tapi, saya sadar bahwa pembangkit semacam itu butuh teknologi tinggi. Negara-negara maju yang menguasai teknologi tersebut hanya mau membaginya dengan negara-negara yang punya kedekatan politis. Jadinya, ide energi alternatif jadi sangat bernuansa high politics yang cukup rumit untuk dilaksanakan.

Saya inginnya menyumbang Presiden Jokowi dengan ide-ide kecil yang praktis. Kemudian muncul juga dua ide yang sepertinya masuk kategori tersebut..

Pertama, program kependudukan. Negeri kita kan sebenarnya kaya migas. Tapi, kenapa kita sampai harus mengimpor? Itu karena kemampuan produksi kita kalah dengan tingkat kebutuhan. Sedangkan tingkat kebutuhan disebabkan oleh terlalu banyaknya penduduk Indonesia.

Belakangan ini, ada kalangan yang terang-terangan tidak mendukung program KB. Mereka berdalih bahwa banyaknya penduduk tak masalah, asalkan berkualitas tinggi. Mereka lupa bahwa entah itu kuli ataupun profesor, setiap orang kan pasti butuh BBM yang kemudian jadi beban negara. Membengkaknya subsidi BBM, yang kemudian memaksa pemerintah menaikkan harga BBM, takkan lepas dari masalah kependudukan.

Untuk itu, pemerintah perlu melakukan sosialisasi bahwa semakin banyak orang yang harus disuplai BBM, maka semakin sulit bagi pemerintah untuk menyediakannya, yang nantinya memaksa pemerintah menaikkan lagi harga BBM. Karena itu, program KB mutlak perlu kembali digalakkan, lebih gencar daripada yang sudah-sudah.

Hm, ide pertama ini ternyata tidak terlalu praktikal ya. Kalau begitu, kita menuju ide kedua. Kita tentu masih ingat bahwa beberapa bulan silam jalanan di Jawa dan sejumlah pulau lain sempat penuh sesak oleh kemacetan mudik yang sangat parah. Bisa dibayangkan, betapa banyak BBM yang terbuang sia-sia dalam kegiatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun