Mohon tunggu...
Radix WP
Radix WP Mohon Tunggu... jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

liberal sekuler http://radixwp.multiply.com/profile

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Arisan! 2: Setelah Sewindu Berlalu

8 Desember 2011   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Time is the school in which we learn,

Time is the fire in which we burn.

- Delmore Schwartz

Rasanya baru kemarin kita menyaksikan adu akting-plus ciuman panas-antara Tora Sudiro dan Surya Saputra dalam film layar lebar Arisan!. Kini, sutradara Nia Dinata menyuguhkan sekuelnya, bertajuk Arisan! 2. Tagline film baru ini cukup menyengat, "Delapan tahun telah berlalu. Kini apa yang mereka cari?" Delapan tahun!! Yang terasa baru kemarin itu ternyata sudah berselang delapan tahun!!

Apa yang dilakukan oleh Nia tergolong fenomenal. Ia membuat sekuel dalam jarak sewindu dengan menampilkan kisah yang juga berlatar sewindu setelah prekuelnya. Menurut kabar, sutradara kelas dunia Quentin Tarrantino pun berambisi melakukan langkah serupa untuk film Kill Bill-nya.

Konsep sekuel seperti ini memunculkan berbagai aspek yang menarik. Yang pertama, tentu saja, penampilan para karakter tetap alami. Aida Nurmala, misalnya, memerankan karakter Andien yang delapan tahun lebih tua ketimbang yang dulu. Para penata rias tak perlu terlalu rumit memoles wajah untuk menyesuaikan umur. Kerut di wajahnya sudah muncul dengan sendirinya, tak lebih dan tak kurang.

Penonton bisa menyimak apa saja yang berubah selama sewindu. Diceritakan bahwa suami Andien sudah meninggal. Hubungan cinta Sakti (Tora) dan Nino (Surya) sudah putus, serta masing-masing punya pasangan baru. Nino jalan dengan Okta (Rio Dewanto) yang jauh lebih muda. Sementara Sakti berhubungan dengan pria gaek, Mas Gery (Pong Haryatmo). Sedangkan Lita (Rachel Maryam) membesarkan anak di luar nikah, yaitu Talu (Keiko Marwan), sambil mencoba menerapkan idealismenya dalam dunia politik. Tentu tak ketinggalan Meimei (Cut Mini), yang tetap tanpa pendamping, sembari bergelut dengan penyakit yang fatal.

Kita juga bisa melihat perubahan lain di sekelilingnya. Ponsel baru dengan kamera, yang siap terhubung ke media sosial. Kegandrungan anak muda-diwakili Okta-untuk selalu "eksis" di dunia maya. Dan ditampilkan pula kegalauan sejumlah karakter akan wajah mereka yang semakin digurat pertambahan usia. Yang sepertinya tak berubah hanyalah atmosfer hedon yang menghinggapi kebanyakan peserta arisan, yang masih mementingkan gengsi, termasuk dalam membeli karya seni yang tak mereka pahami.

Bukan berarti Nia tak mengalami kesulitan dalam mengkonsep film ini. Isu homoseksualitas sudah tidak lagi sensasional. Sekilas adegan dewasa antara Sakti dan Mas Gery hanya jadi suatu komedi yang tak terlalu berkesan. Penampilan karakter Okta yang kekanakan, meski spektakuler bagi idola remaja macam Rio, bukanlah karakter unik dalam dunia film atau keseharian.

Karena itulah, Nia sibuk menggali sisi-sisi lain. Maka, muncullah Joy (Sarah Sechan), dokter yang menyuntikkan botoks kepada para kenalannya bagaikan membagikan permen. Lalu, ada Tom (Edward Gunawan), dokter pribadi Meimei yang charming. Juga Ara (Atiqah Hasiholan), model yang seperti pajangan, tapi ternyata jadi sosok yang menentukan. Serta Molly, gadis reggae bar diperankan oleh Adinia Wirasti. Aktris yang dulu jadi karakter Carmen dalam film Ada Apa dengan Cinta ini, telah menjalani pendewasaan dalam film 3 Hari untuk Selamanya bersama Nicholas Saputra, dan kini tampil bagaikan api biru yang tenang namun panas membakar.

Kota Jakarta rupanya terlalu sempit bagi Arisan! 2. Nia memboyong penonton menikmati eksotisme Gili Trawangan (pulau Lombok) dan candi Borobudur. Belum sekelas Garin Nugroho, tapi Nia sukses menampilkan lansekap bagaikan aktor tersendiri. Adegan yoga Meimei berlatar pantai bisa jadi brosur pariwisata yang efektif. Dan adegan pelepasan lampion terbang di Borobudur, lebih menyentuh ketimbang adegan serupa berteknologi 3D dalam film Tangled-nya Disney.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun