Selain Korea Selatan, kini industri hiburan Thailand juga tidak boleh dianggap sebelah mata. Sejak beberapa tahun yang lalu, Thailand telah banyak merilis film maupun series yang dapat dijadikan alternatif bagi penikmat perfilman Asia, termasuk di Indonesia. Terlebih bagi mereka yang mungkin sudah sedikit dibuat bosan oleh cerita romansa drama Korea Selatan atau Jepang, pilihan dari Thailand kini dapat dipertimbangkan untuk menjadi sebuah alternatif hiburan.
Didukung oleh latar kehidupan Thailand yang kurang lebih memiliki kesamaan dengan Indonesia, serta para aktor dan aktris rupawan yang berbakat, tentu menjadikan film dan series Thailand berhasil merebut banyak hati penikmatnya.
Namun saat kita membicarakan film atau series Thailand, ada satu hal yang mesti diperhatikan. Thailand adalah salah satu negara di Asia yang memberi permakluman kepada kisah cinta sejenis.
Tema tersebut pun cukup banyak menjamuri dunia entertain mereka, mulai dari film arau series, reality show, talkshow bahkan kuis dan lain sebagainya.
Meski tema homoseksual sangat lekat dalam dunia intertain Thailand, bukan berarti peminat dan penggemarnya tidak banyak. Mereka yang memahami dan menikmati jenis tema ini memang dituntut untuk bisa berpikiran positif dan open minded.
Sebagai penikmat segala jenis film, saya menilai semua jenis film berhak mendapat apresiasi tanpa terkecuali. Film adalah salah satu bentuk seni, dan seni tidak mengenal unsur vulgar.
Vulgar dalam seni mengambil posisi sebagai pemanis, yang membuat sebuah karya menjadi lebih eksotis dan memiliki nilai lebih. Untuk itulah tanpa memandang adanya unsur adanya homoseksualitas, saya akan menuliskan satu review series Thailand tentang boys love yang cukup menarik perhatian saya.Â
Beberapa series mengenai boys love memang sudah menjamur di Thailand, beberapa dari mereka sudah saya nikmati, namun tidak pernah benar-benar mengambil perhatian saya. Kecuali Theory of Love.
Series ini menggandeng beberapa aktor dan aktris muda GMMTV yang namanya tengah melejit di industri entertain Thailand. Mengisahkan tentang persahabatan antar 4 mahasiswa jurusan perfilman tahun ketiga yang dikenal sebagai 'Savage Gangs'. Mereka mencintai berbagai jenis film di dunia dan mengaitkan kisah percintaan mereka dengan film-film tersebut.Â
Third (Gun Atthapan) adalah mahasiswa yang mahir menulis naskah dan berkemampuan menjadi seorang sutradara untuk setiap tugas kelompok mereka. Dia juga sering melakukan review untuk film-film yang ditontonnya melalui akun Facebook pribadinya.
Third memiliki pribadi yang penuh pertimbangan, teratur, sensitif dan peduli. Isi hatinya adalah konflik utama dari series ini, di mana Third memiliki perasaan pada sahabatnya sendiri, Khai sejak mereka mengikuti ospek.