Ada banyak kasus pembunuhan sadis di dunia ini kemudian diangkat menjadi sebuh film dengan tujuan tertentu. Biasanya film yang diangkat dari kisah nyata pembunuhan sadis ingin mengungkapkan alasan di balik pembunuh tersebut melakukan pembunuhan terhadap orang tidak bersalah.Â
Sebagian besar dikarenakan dendam, patah hati, sakit mental, kasus pembulian maupun trauma yang ditinggalkan oleh keluarga sejak kecil.
Sebut saja aktor tampan Ross Lynch yang harus memerankan tokoh psikopat homoseksual, Jeffrey Dahmer dalam film 'My Friend Dahmer (2017)' yang diangkat dari kisah nyata.Â
Dalam film tersebut Lynch harus mengubah total penampilannya menjadi Dahmer, seorang pemuda kaku dan introvert yang sering di-bully oleh teman-teman sekolahnya.Â
Di rumah, Dahmer juga mesti menghadapi ayah dan ibunya yang selalu bertengkar. Faktor-faktor tersebut membangun karakter pemberontak dari dalam diri seorang Jeffrey Dahmer, hingga akhirnya ia menjadi pembunuh yang namanya tercatat sebagai salah satu psikopat tersadis di dunia.
Keteneran kasus Jeffrey Dahmer sudah banyak disinggung oleh media masa, sehingga rilislah film yang mengangkat kisahnya di tahun 2017.Â
Film tersebut didasari oleh sebuah buku berjudul serupa yang ditulis oleh salah satu korban selamat yang juga merupakan teman sekolah Dahmer, Derf Backderf.Â
Film ini jelas ingin menunjukkan sisi lain di balik alasan pembunuhan sadis Dahmer kepada penonton. Baik sebagai refeleksi pembelajaran, maupun sekadar untuk hiburan.
Berbeda dari kebanyakan film kasus pembunuhan yang diangkat dari kisah nyata pada umumnya, The Witness (2018) menghadirkan sudut pandang baru mengenai pesan moral yang ingin disampaikan penulis naskah Lee Young Jong dan sutradara Jo Kyung Jang kepada para penonton.Â
Film yang meraih 1,6 juta penonton dalam 6 hari  ini lebih memfokuskan pada tokoh Song Hoon (Lee Seung Min) yang tanpa sengaja menjadi saksi mata dalam kasus pembunuhan seorang wanita di depan apartemen barunya.Â
Song Hoon ingin menghubungi pusat bantuan polisi 119 untuk melaporkan kejadian tersebut, namun karena si pembunuh (Kwak Si Yang) melihat wajah dan lokasi kamar apartemennya, Sang Hoon membatalkan niat untuk melaporkan kesaksiannya kepada polisi.