Mohon tunggu...
Radityo Yudi Wibisono
Radityo Yudi Wibisono Mohon Tunggu... -

Memandang - Berfikir - dan Menulis dengan Sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Topeng dan Senjata itu Bernama Ideologi

30 Oktober 2011   11:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gejolak kondisi yang melanda bangsa ini tak kunjung surut, seakan menjadi sebuah siklus yang tak kunjung mencapai titik akhir sejak awal berdirinya Negara ini. Pertentangan dan perdebatan tentang perbedaan pendapat di berbagai pihak justru membuat perpecahan semakin jelas terlihat, bukan menjadi sebuah moment dinamisasi yang bisa memberikan sebuah pencerahan untuk mencapai kesatuan.

Kekuatan ego antar kelompok adalah sebuah sisi berbeda yang saling berbenturan dan menganggap dirinya adalah sebuah kebenaran hakiki yang tak terbantahkan. Kemudian, kekuatan ego itu berubah menjadi sebuah keinginan besar untuk merebut tongkat kekuasaan tanpa melihat sisi buruk yang tercipta. Kebaikan menjadi tameng sebuah keburukan. Kejujuran lantas terkalahkan oleh kebohongan, dan keadilan tidak lagi menjadi sesuatu yang sacral dan harus dipertahankan.

Politik memiliki hubungan erat tentang sebuah kekuasaan, pengambilan keputusan, dan kebijakan publik dijadikan sebuah alat untuk mencapai kekuasaan tertinggi. Sedangkan Filsuf Yunani Kono, Plato, beranggapan bahwa politik adalah bagaimana cara untuk mewujudkan masyarakat terbaik.

Hal itu tentu saja bersebrangan dengan apa yang dilakukan oleh para politikus negeri ini hingga menyebabkan masyarakat semakin kehilangan kepercayannya terhadap sistem, dan jalannya roda pemerintahan di Indonesia.

Kekuatan politik untuk memperoleh kekuasaan itu terhimpun dalam suatu wadah yang biasa disebut Partai Politik (parpol). Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir, yang angota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama (Miriam Budiardjo, 1998).

Persaingan antar parpol pun juga semakin jelas terlihat dengan mengusung jargon dan ideologinya masing-masing, dan menjadikan itu sebagai senjata untuk memperoleh pehatian masyarakat. Sayangnya, Ideologi yang mereka usung menjadi luntur ketika telah berhasil menduduki kursi kekuasaan.

Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup (Gunawan Setiardjo, 2005). Kemurnian sebuah Ideologi yang seharusnya dipertahankan demi mencapai tujuan dan cita-cita hidup bersama justru digadaikan oleh para pelaku politik dengan pemikiran pragmatisme.

Sudah bukan pemandangan yang tabu lagi ketika melihat perilaku penguasa yang berasal dari parpol dengan jargon Pro Rakyat tetapi malah menyengsarakan rakyat kecil. Atau juga kasus korupsi yang melibatkan elit politik dari parpol yang berideologi agama.

Sebuah pendidikan politik sejak dini sangat dibutuhkan untuk memutus rantai kekacauan kekuasaan dan pemerintahan di Negeri ini, demi mencapai tujuan bangsa seperti yang sebagian besar terangkum dalam pembukaan UUD 1945.

Momentum peringatan Sumpah Pemuda yang baru saja diperingati adalah sebagian kecil harapan kebangkitan bangsa yang diemban para pemuda untuk melawan sistem yang semakin menghawatirkan, sebelum semakin banyak lagi yang melepas kepeduliannya terhadap kondisi yang menimpa bangsa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun