Melihat teman-teman jatuh sakit terkena maupun tertular wabah hepatitis A baru-baru ini sangat menyedihkan. Di saat sibuk-padatnya jadwal kuliah dan kegiatan, sakit adalah sesuatu yang sangat ditakuti karena para dosen tidak pernah mau tahu apabila terjadi keterlambatan pengumpulan tugas .
Terjadinya wabah ini sungguh sudah sangat mengkhawatirkan. Sekalipun dijelaskan bahwa hepatitis A bukanlah penyakit berbahaya, namun penyebarannya sangatlah cepat. Kabarnya bahkan sekarang sangat sulit untuk memutus rantai penyakit ini.
Bagaimana respon dari kampus sendiri? Beberapa hari lalu memang sudah diadakan penyuluhan dan juga sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan kota Bandung untuk berusaha memutus rantai ini. Namun, respon yang dilakukan sangat terlambat. Tindakan baru dilakukan setelah puluhan-bahkan kabarnya mencapai angka seratus-lebih mahasiswa yang terkena penyakit tersebut.
Saat ini sudah menjelang bulan November, satu bulan lagi akan diadakan ujian akhir semester. Semoga kampus dan pihak terkait bersungguh-sungguh dalam menangani masalah ini. Sampai sekarang masih banyak mahasiswa yang menjadi pasien di rumah sakit, lebih banyak lagi mungkin yang dirawat secara intensif di rumah, dan mungkin masih banyak pula yang sedang menuju proses sakit, serta yang paling banyak adalah mahasiswa sehat yang ketakutan karena bisa tertular sewaktu-waktu.
Kami ingin belajar dengan bebas dari rasa cemas dan takut. Kami sudah berusaha berhati-hati, namun jika tanpa campur tangan dan bantuan kampus serta dinas terkait, usaha kami tidaklah ada artinya. Terimakasih atas penyuluhan yang diberikan, tapi kami berharap tindakan yang diambil jauh lebih daripada itu.
Untuk kampusku, Universitas Katolik Parahyangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H