[caption id="attachment_174739" align="aligncenter" width="604" caption="http://www.autism-central.com/meet-carly-fleischmann-you-wont-be-sorry-you-did/662"][/caption]
Pernahkah Anda mendengar nama Carly? Carly Fleischmann? Coba cari di Google siapakah dia. Saya baru-baru ini merasa tersentuh terhadap postingan seseorang di internet, yang hanya memposting video saja dari YouTube, website video milik si embah kita tersayang, Google. Video ini menampilkan sosok Carly, Carly Fleischmann. Gadis ini adalah penderita autisme, dimana sejak kecil dia sudah menderita autisme yang bisa dibilang cukup parah, namun ketika umur belasan, orang tuanya dikejutkan dengan kejadian luar biasa yang dilakukan anak ini, mengutarakan pendapat!
Mungkin kita pernah mendengar apa itu autisme, suatu kelainan, cacat, dimana anak ini tampaknya tidak memiliki fokus yang pasti terhadap siapa dia berbicara, terhadap siapa dia berinteraksi, dan "kejamnya kita" adalah memberikan hukuman bahwa anak autisme ini memiliki dunianya sendiri. Tak pelak, predikat negatif "autisme" ini sering dipakai orang-orang gaul macam kita ketika kita mendapati rekan kita sedang asyik BBM ria, asyik dengan HPnya, dan kemudian ketika dipanggil, tetap diam saja atau bahkan ketawa-ketiwi sendiri. Berikut kutipan dari Wikipedia mengenai definisi autisme, "Autism is a disorder of neural development characterized by impaired social interaction and communication, and by restricted and repetitive behavior". Jika ingin lebih teknis mengenai autisme, saya sarankan baca di Wikipedia.
Carly ini yang lahir di Kanada, ketika kecil, hidup dengan keterbatasan berbicara karena dia penderita autisme. Berbicara, duduk, berdiri, makan, menjadi hal yang sangat sulit bagi Carly ketika kecil, ketika masa dimana seharusnya dia berkembang, menjadi anak normal seperti seusianya, tetapi tidak bisa. Orang tuanya berkonsultasi ke dokter, dan hampir semua dokter menyerah dan berkata bahwa, anak ini autisme, dan sebaiknya orang tua melakukan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan anak ini, mendewasakan anak ini. Tanpa menyerah, orang tuanya memberikan mainan, mengajarinya makan, berdiri, dan aktifitas lainnya yang membuat dia fokus, belajar terhadap apa yang seharusnya dia pelajari. Orang tuanya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan ahli terapi autisme untuk Carly, ribuan sesi terapi untuk Carly dijalani, bersama puluhan ahli terapi yang sudah fokus memberikan perhatian kepada Carly. Terapi A tidak berhasil, mencoba terapi B, tidak berhasil, terapi C, begitu seterusnya. Progressnya sangat lambat dan tidak ada harapan sama sekali, orang tuanya mulai putus asa....
Hingga akhirnya ketika umur sebelas, orang tuanya meminjam sebuah laptop untuk mencoba apa yang bisa dilakukan Carly terhadap laptop tersebut. Dan orang tuanya terkejut ketika untuk pertama kalinya, kata apa yang dia ketik adalah.... H U R T (sakit). Kata keduanya yang dia ketik adalah H E L ..... dia berhenti di huruf ketiga, dan akhirnya mengetik huruf terakhir, P (tolong). Carly memiliki kebiasaan suka menepuk keras tangannya, ke kaki, ke bantal, ke kasur. Terkadang dia suka menghantamkan kepala ke lantai, meloncat-loncat, bergerak super aktif, dengan gerakan repetitif (berulang-ulang), karena itu yang jadi ciri dari anak autisme.
Dan akhirnya, selama bertahun-tahun, keterbatasan Carly utk berkomunikasi dengan orang lain, terbebas sudah. Orang tua dan ahli terapi akhirnya memutuskan untuk mengajari Carly berkomunikasi dengan mengetikkan perasaan dan keinginannya melalui laptop. Lebih dari 3 bulan, Carly "dipaksa" untuk mengetik terlebih dahulu sebelum mengutarakan keinginannya melalui bahasa tubuhnya. Dan akhirnya luar biasa berhasil!
Berhasil, dalam arti, Carly kini sudah remaja dengan kecantikannya, Carly kini sudah bisa mengetik, Carly kini sudah bisa membuat novel atau buku cerita, Carly kini bisa mengungkapkan perasaannya melalui mengetik, Carly kini menjadi pembicara di berbagai acara mengenai autisme, Carly kini tengah menyiapkan beberapa novel, dan Carly kini seolah menjadi ahli pemecah masalah bagi keluarga yang memiliki anak autisme. Apa yang dirasakan anak autisme, apa penyebab anak autisme melakukan ini dan itu, Carly bisa menjawabnya.
Akhirnya dari situ saya tau bagaimana jalan pikiran anak autisme bermula. Mengapa anak autisme suka melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan, seperti menghantam kepala ke tembok misalnya, memukulkan tangannya ke kasur, loncat-loncat, mengatur sesuatu dan melakukan sesuatu yang sama. Kurang lebih ini jawaban Carly, karena apa yang diterima oleh otak anak autisme, tidak seperti otak orang normal. Anak autisme ketika melihat wajah seseorang saja, dengan kerumitan sistem syaraf anak autisme, dia bisa menggambarkan ribuan ekspresi wajah di dalamnya. Mampu mengingat sedemikian besar angka, mampu mengurutkan benda besar dan kecil dengan kerumitannya, berhitung secara rumit, dan suka bermain angka atau ketukan. Terkadang untuk sebuah input yang luar biasa besarnya itu, membutuhkan output pula yang sedemikian besar. Itu sebabnya anak autisme melakukan hal-hal yang aneh dan mengkhawatirkan, karena hanya dengan cara itulah sistem syarafnya terasa seimbang dan kembali normal.
Kesimpulan akhirnya, mau itu autisme, mau itu tuna grahita, tuna wicara, tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, jangan pernah menganggap bahwa mereka tidak bisa apa-apa. Mereka ini anak-anak luarbiasa yang sudah diciptakan Tuhan. Ibarat seluruh kemampuan manusia dapat diukur seperti air di dalam teko, semua manusia, cacat atau tidak cacat, pria atau wanita, ras manapun (termasuk Afrika, Asia, Eropa, Amerika, dimanapun), agama manapun (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Shinto, Kong Hu Chu, Yahudi, agama manapun di dunia ini, bahkan yang ateis sekalipun) memiliki level air yang sama, tidak terkecuali. Tetapiiiii............ Tuhan tidak menciptakan semua manusia itu sama fisiknya. Supaya kita bisa belajar, mengenai berbagi, mengenai menghargai, mengenai menghormati, tidak mengecilkan orang lain, dan membantu sesama kita tanpa melihat siapa dia, dari mana, apa agamanya, apa rasnya, dan lain-lainnya.
Semoga artikel ini memberi manfaat positif bagi rekan-rekan Kompasiana (Kompasianer).
UPDATE: saya lupa paste link ke videonya. Mudah-mudahan bisa membantu para orang tua dg anak autis. http://www.youtube.com/watch?v=U_GXVzZ0Unk. Dan ini link twitter Carly Fleischmann, bagi orang tua yang ingin berkonsultasi (gratis), monggo kirim pertanyaan ke dek Carly langsung, di @CarlysVoice.